JENEWA – Kelompok Ahli Hak Asasi Manusia (HAM) PBB mendesak Pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi harus bertemu dengan warga minoritas Muslim Rohingya yang menjadi sasaran penganiayaan oleh militer secara pribadi. Pernyataan tersebut dikeluarkan di Jenewa, Swiss, pada Selasa 26 September.
BACA JUGA: PBB: Dunia Harus Membantu Pengungsi Rohingya yang Trauma dan Dalam Kondisi Sulit!
Myanmar menolak tuduhan PBB bahwa pasukannya terlibat dalam pembersihan etnis terhadap Muslim Rohingya sebagai tanggapan atas serangan terkoordinasi militan Rohingya terhadap pasukan keamanan pada 25 Agustus.
Serangan militer tersebut telah membuat hampir 430 ribu warga Rohingya melarikan diri dan mengungsi ke Bangladesh, menurut pernyataan tujuh pejabat PBB. Mereka menyertakan laporan khusus tentang hak asasi manusia di Myanmar, mengenai isu-isu minoritas, dan rasisme.
BACA JUGA: Sssstt... Myanmar Tersinggung Dicap Lakukan Genosida Etnis Rohingya