Mantap! Turki-Rusia Cetuskan Solusi Akhiri Perang Suriah, Ini Ide Mereka

Emirald Julio, Jurnalis
Jum'at 29 September 2017 16:04 WIB
Foto Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan di Ankara (Foto: Sputnik/Russia Today)
Share :

ANKARA – Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyatakan sudah berdialog dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengenai kesepakatan dalam menciptakan “kondisi” untuk akhiri perang Suriah. Hal itu disampaikan Putin ketika ia mengunjungi Turki.

Sebagaimana dikutip dari Russia Today, Jumat (29/9/2017) kondisi itu dinamakan ‘zona de-eskalasi’. “(Zona itu-red) secara de facto menciptakan kondisi yang diperlukan untuk berakhirnya perang saudara di Suriah serta untuk kekalahan terakhir teroris dan untuk para warga Suriah kembali ke kehidupan normal,” ujar Putin.

Penciptaan zona ini dipandang tidak hanya penting untuk warga Suriah serta Timur Tengah. Pasalnya, Putin mengklaim kondisi itu juga penting bagi seluruh dunia demi menciptakan lingkungan yang dibutuhkan agar pengungsi Suriah dapat kembali pulang.

BACA JUGA: Turki Bakal Kerahkan Pasukan ke Wilayah Idlib Suriah, Ada Apa Ya?

Pengajuan pembuatan kondisi tersebut juga disambut baik oleh Erdogan. Presiden Turki itu mengatakan bahwa ia senang dengan kemajuan proses kesepakatan yang dulu ditandatangani oleh Rusia, Iran, dan Turki serta disetujui oleh pemerintah Suriah.

Sekadar informasi, penciptaan zona de-eskalasi sebenarnya sempat dibicarakan oleh ketiga negara tersebut pada Mei 2017 di Astana, Kazakhstan. Erdogan menyebut negosiasi yang dinamakan “Astana Process” itu semakin menguatkan perdamaian.

Erdogan menyebut bahwa Turki dan Rusia sebagai salah satu penjamin Astana Process saat ini harus lebih memfokuskan pada langkah-langkah membangun “kepercayaan diri”. Ia menambahkan, Rusia dan Turki berkomitmen terhadap solusi politik dalam krisis Suriah.

Putin menyadari bahwa menciptakan de-eskalasi di Suriah akan sulit bagi semua pihak yang terlibat dalam konflik Suriah termasuk penjamin di Astana Process. Namun sang Presiden Rusia itu menyatakan semua pihak dapat mengesampingkan kesulitan tersebut untuk membuat kemajuan.

BACA JUGA: Mantap! Teken Kesepakatan dengan Rusia, Erdogan: Kami Ambil Langkah Keamanan Sendiri

Utamanya dalam Astana Process adalah memisahkan sejumlah pihak yang terlibat dalam konflik dengan Pemerintah Suriah. Proses ini memisahkan ISIS dan kelompok Jabhat al-Nusra, sehinga mereka tidak akan disamakan dengan kelompok oposisi pemerintah.

Kemudian pada Astana Process terdapat kesepakatan pembuatan zona de-eskalasi. Zona itu mencakupi wilayah Ghouta bagian timur, Homs, Hama, Latakia, Aleppo, Provinsi Idlib serta sejumlah titik di Suriah bagian selatan.

Pada zona itu akan ada mekanisme untuk memonitor kesepakatan gencatan senjata. Setelah itu tepatnya enam bulan usai kesepakatan di tiap zona sudah efektif maka tentara Rusia, Iran, dan Turki akan berada di lokasi tersebut untuk memastikan gencatan senjata tetap berjalan serta memerangi terorisme.

(Emirald Julio)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya