Tetapi cuaca saat itu memburuk dan semua orang mengira jika kelompok tersebut harus menunda perjalanan dan terlambat turun gunung. Kala itu, tak ada alarm darurat atau tanda-tanda jika mereka dalam bahaya. Hari demi hari berlalu tanpa kabar dan hal ini membuat Yuri Yud merasa khawatir dengan rekan-rekannya. Pada 20 Februari, keluarga para pendaki mulai bertanya tentang keberadaan anak mereka ke pihak berwenang.
Pada awalnya, Institut Politeknik tempat para pendaki mengenyam pendidikan mengirim tim sukarelawan untuk mencari mereka yang hilang. Operasi pencarian kemudian juga melibatkan personel polisi dan militer. Pesawat dan helikopter juga dikerahkan untuk mencari para pendaki karena kelompok pendaki tersebut dipastikan telah melewati wilayah yang dilarang atau berbahaya.
Pada 26 Februari kamp kelompok tersebut tinggal dalam kondisi yang mencurigakan. Tenda tempat mereka tinggal terpotong di bagian belakang seolah terdapat seseorang yang masuk secara paksa. Tenda-tenda tersebut juga seolah-olah ditinggalkan dengan tergesa-gesa karena semua peralatan termasuk peralatan ski, makanan, dan pakaian hangat, masih ada di tenda. Separuh tenda dalam kondisi tertutup salju.
Kondisi tenda para pendaki. (Foto: The Vintage News)
Terdapat jejak kaki yang dibuat oleh delapan atau sembilan orang ditemukan di dekat tenda. Jejak kaki ini mengindikasikan bahwa para pendaki telah melarikan diri dari perkemahan mereka. Dan kemungkinan besar mereka lari dengan bertelanjang kaki, atau hanya mengenakan kaus kaki. Jejak kaki itu membentang sekira sepertiga mil dari perkemahan.
Pegunungan Ural utara terkenal karena kondisi cuaca dingin yang sangat tak kenal ampun. Suhu saat itu adalah minus 22 derajat Fahrenheit. Hipotermia adalah dugaan pertama penyebab tewasnya kesembilan orang itu. Tapi masih ada potongan yang tidak sesuai dengan teka-teki kematian mereka. Petugas terus menelusuri petunjuk yang ada hingga akhirnya menemukan 2 mayat pertama.
Dua mayat dari kelompok pendaki ini ditemukan di tepi hutan dalam kondisi membeku. Sebelum meninggal keduanya sempat menyalakan api kecil dan membuat mereka bisa bertahan hidup dalam semalam. Kemudian 3 mayat lainnya kembali ditemukan yakni 2 perempuan dan 1 laki-laki yang diketahui sebagai Dyatlov sang pemimpin kelompok. Kelima orang tersebut diyakini sedang berusaha untuk kembali ke perkemahan mereka.