KAIRO - Pejuang Hamas dan kelompok Fatah mencapai titik temu dalam  rekonsiliasi politik. Itu mengakhiri ketegangan politik yang memanaskan  hubungan kedua kelompok di Palestina. 
 
 Pemimpin kelompok pejuang Hamas Ismail Haniyeh mengungkapkan, faksi yang  bertikai di Palestina, Hamas dan Fatah, berhasil mencapai kesepakatan.  Kesepakatan itu berkat perundingan yang dimediasi oleh Mesir. 
 
 ”Fatah dan Hamas mencapai kesepakatan hari ini (kemarin) atas dukungan  murah hati Mesir,” ujar Haniyeh dilansir Reuters, Kamis 13 Oktober 2017.
Fatah yang  didukung Barat kehilangan kontrol di Gazakarena kalah dari Hamas dalam  pertempuran pada 2007.
 
 Hamas dianggap kelompok teror oleh negara-negara Barat dan Israel. Namun,  bulan lalu Hamas mencapai kesepakatan untuk menyerahkan kekuasaan Gaza  kepada pemerintahan Presiden Mahmoud Abbas yang didukung Fatah.
(Baca juga: Akhirnya! Hamas Bubarkan Pemerintahan Bayangan di Gaza)
 
 Mesir telah membantu mediasi untuk rekonsiliasi dua gerakan yang kerap  berseberangan tersebut. Hamas dan Fatah telah sepakat pada 2014 untuk  membentuk pemerintahan rekonsiliasi nasional. 
 
 Namun, saat itu pemerintahan bayangan Hamas masih berkuasa di Gaza.
”Kami mengucapkan selamat kepada rakyat Palestina atas tercapainya kesepakatan rekonsiliasi di Kairo,” ujar juru bicara Hamas Hazem Qassem.
(Baca juga: Kelompok Hamas dan Fatah Berdamai, Siap Bicarakan Pemilu di Palestina)
”Kita membuat setiap langkah mungkin mengimplementasikannya untuk  memulai babak baru dalam sejarah rakyat kita,” katanya. 
 
 Hamas sepakat menyerahkan kekuasaan pemerintahan di Gaza kepada  pemerintahan yang didukung Fatah pada bulan lalu. Langkah itu sebagai  upaya besar bagi Hamas. Strategi Hamas itu disebabkan Qatar, donor utama  mereka, diisolasi negara Arab.
(Qur'anul Hidayat)