NEW YORK – Mantan Presiden Amerika Serkat (AS) Jimmy Carter mengatakan bahwa dirinya bersedia untuk datang ke Korea Utara (Korut) mewakili Washington untuk meredakan ketegangan. Carter mengatakan, kesediaannya itu telah disampaikan kepada Pemerintahan Presiden Donald Trump, namun belum mendapat jawaban yang positif.
BACA JUGA: Menlu AS: Diplomasi dengan Korut Akan Terus Berjalan Sampai Bom Pertama Dijatuhkan
“Ya, saya akan pergi,” kata Carter dalam wawancara dengan New York Times di rumahnya di Plains, Georgia. Carter yang menjabat dari 1977 sampai 1981 mengatakan bahwa dia telah berbicara temannya yang menjabat sebagai Penasihat Keamanan Nasional untuk kabinet Presiden Trump, Letnan Jenderal H.R. McMaster mengenai hal ini, tetapi sejauh ini hanya mendapatkan penolakan.
"Saya mengatakan kepadanya bahwa saya tersedia jika mereka membutuhkan saya," ujarnya sebagaimana dikutip Reuters, Minggu (22/10/2017).
Carter mengakui bahwa situasi yang terjadi dengan Korut saat ini membuatnya khawatir dan takut. Menurutnya, Pemerintah AS terlalu membesar-besarkan pengaruh China pada Pyongyang untuk menghentikan ambisi nuklir rezim Kim Jong-un.
"Mereka ingin menyelamatkan rezim mereka. Dan kita sangat melebih-lebihkan pengaruh China terhadap Korea Utara. Terutama kepada Kim, " kata Carter.
Menurut Carter, sejak berkuasa sampai saat ini, Kim Jong-un tidak pernah mengunjungi China dan memiliki hubungan yang dekat dengan Beijing. Hal ini berbeda dengan pendahulunya, Kim Il-sung dan Kim Jong-il.