Gadis pelajar itu pun akhirnya selamat dari maut. Untuk mengembalikan kesadarannya, Nurjanah yang dikenal sebagai "orang pintar" tersebut lantas melakukan ritual tertentu ditemani suaminya, Ahmad Suudi. Pasutri itu kemudian meminta para pelajar untuk tak sembarangan berbicara dan segera pulang.
"Gadis yang enggak sadar tadi juga saya minta tak kembali dalam waktu dekat. Biar traumanya hilang dulu. Dulu sekira lima tahunan ada dua gadis yang meninggal di sini. Keduanya juga berjalan ke tengah lautan dan meninggal. Pencarian jenazah cukup lama. Satu ditemukan mengambang dan satunya seperti tertidur di pasir, dasar laut," lugasnya sembari tersenyum.
Menurutnya, Pantai Glagahwangi tak bisa lepas dari mistis. Selain keberadaan istana gaib, lokasi itu juga dijaga kekeramatannya. Bahkan, jika pengunjung tak mengindahkan peringatan-peringatan bisa menjadi korban. "Kalau nelayan-nelayan itu biasanya niteni (mengetahui) jika mencium aroma harum, di situlah mulai tiba di kawasan Pantai Glagahwangi," terangnya.
Sementara itu, Ahmad Suudi, menceritakan pengalamannya saat mengantarkan beberapa pengunjung yang hendak memancing ke tengah lautan. Dengan menaiki perahu, dia bersama enam pengunjung melaju ke tengah laut pada malam hari. Mendadak salah seorang pengunjung terperanjat melihat cahaya sangat terang, seolah perkotaan yang dihuni banyak orang.
"Dia sempat bertanya ke saya apa itu (cahaya terang). Tapi saya enggak menjawab. Hanya bilang nanti saja kalau sudah di daratan saya akan jelaskan. Dia manut (nurut) dan memancing seperti biasa. Setelah di daratan saya bilang, jika Anda beruntung bisa melihat istana gaib itu, karena enggak semua orang diperlihatkan. Orang pintar pun belum tentu bisa (menembus melihat istana gaib)," katanya.