Hampir tiga tahun kemudian, pada 17 April 2016, Dewan Penanggulangan Bencana dan Resiko Nasional Filipina (NDRRMC) mengonfirmasi Topan Haiyan telah menewaskan 6.300 orang di seluruh negeri dan 1.061 orang masih dinyatakan hilang. Dari jumlah itu 5.877 korban terjadi di daerah Visayas Timur.
Namun, banyak yang meyakini bahwa jumlah korban sebenarnya bisa mencapai lebih dari 10 ribu orang.
Dunia internasional segera merespons bencana besar yang terjadi di Filipina itu. Lebih dari 30 negara segera mengirimkan bantuan berupa logistik, dana, obat-obatan dan tenaga medis serta sukarelawan untuk membantu Pemerintah Filipina.
Indonesia tidak ketinggalan turut mengirimkan bantuan kemanusiaan dan logistik senilai USD1 juta dengan tiga pesawat Hercules ke daerah-daerah yang terkena dampak Topan Haiyan. Bantuan tersebut termasuk obat-obatan, makanan, generator dan sukarelawan.
Dahsyatnya Topan Haiyan juga mendorong negara-negara untuk lebih serius memandang fenomena perubahan iklim yang dianggap berdampak pada munculnya badai-badai yang dibentuk dari suhu permukaan laut yang semakin meninggi.
(Rahman Asmardika)