Ketika Militer Zimbabwe Goyang Kekuasaan 37 Tahun 'Grand Old Man' Mugabe

Koran SINDO, Jurnalis
Kamis 16 November 2017 13:17 WIB
Presiden Robert Mugabe. (Foto: Reuters)
Share :

HARARE – Militer menguasai penuh Zimbabwe setelah mengambil alih kekuasaan dengan target menangkap “penjahat” di sekitar Presiden Robert Mugabe.

Namun, banyak pihak menduga militer Zimbabwe ingin menggulingkan Mugabe yang telah berkuasa selama 37 tahun. Mereka juga menjamin keamanan keluarga dan pemimpin Zimbabwe berusia 93 tahun itu. Tentara dan kendaraan tempur memblokade jalanan menuju kantor pusat pemerintah, parlemen, dan pengadilan di Harare Tengah.

Meskipun demikian, militer membantah telah melakukan kudeta. “Kita hanya menarget para kriminal di sekitar dia (Mugabe) yang berkomitmen melaksanakan kejahatan yang menyebabkan penderitaan ekonomi dan sosial di negara ini untuk dihadapkan ke pengadilan,” kata Kepala Staf Logistik Militer Zimbabwe Mayor Jenderal SB Moyo dilansir Reuters .

“Sesegera setelah kita menyelesaikan misi kita. Kita memperkirakan situasi akan kembali normal,” ungkapnya. Sementara itu, baik Mugabe ataupun istrinya, Grace, yang berniat menggantikan suaminya, belum bersuara atau tampil ke publik. Kelompok oposisi Gerakan untuk Perubahan Demokratik menyerukan perubahan demokrasi sesuai dengan konstitusi secara damai.

(Baca juga: Pasca-Muncul Isu Kudeta, Presiden Afsel: Mugabe Dikurung di Rumah dan Istrinya Melarikan diri ke Namibia)

Mereka berharap intervensi militer tersebut untuk membangun negara yang stabil, demokratis, dan progresif. Pemimpin perang pembebasan Zimbabe, Chris Mutsvangwa menyerukan Afrika Selatan dan negara Afrika yang memiliki ikatan dengan Zimbabwe mendukung apapun yang terjadi di negara itu.

“Intervensi militer merupakan bentuk penegakan kembali Zimbabwe agar tidak jatuh ke jurang,” ujarnya. Dia mengungkapkan, intervensi militer sebagai akhir dari penderitaan dan bab yang menyedihkan dalam sejarah Zimbabwe. “Diktator (Mugabe) sudah menjadi tua. Dia akan menyerah ke pengadilan bersama dengan sekelompok pencuri bersama dengan istrinya,” ujarnya.

Sumber Pemerintah Zimbabwe juga mengungkapkan kalau militer menangkap Menteri Keuangan Ignatius Chombo, pemimpin faksi G40 yang menguasai Partai ZANU-PF pimpinan istri Mugabe, Grace.

Mugabe yang mendeskripsikan dirinya sebagai “Grand Old Man” dalam perpolitikan Afrika telah memimpin Zimbabwe selama 37 tahun. Militer mulai mengerahkan kekuatan ke berbagai titik di Harare pada Selasa (14/11) lalu.

(Baca juga: Situasi Memanas, WNI di Zimbabwe Diimbau untuk Tingkatkan Kewaspadaan dan Kurangi Aktivitas di Luar Rumah)

Kemudian mereka menguasai stasiun televisi milik pemerintah , Z B C , setelah partai berkuasa ZANU-PF menuding pemimpin militer melakukan kudeta terhadap Presiden Mugabe. Isu kudeta memang sangat menguat di Zimbabwe.

Pasalnya, pada Senin (13/11), Panglima Militer Jenderal Constantino Chiwenga mengancam akan mengintervensi dan mengakhiri aliansi politik ZANU-PF yang berpihak kepada Mugabe. Chiwenga memprotes pemecatan Wakil Presiden Emmerson Mnangagwa oleh Mugabe.

Sejak beberapa bulan lalu, Mnangagwa atau dikenal sebagai “The Crocodile” difavoritkan menggantikan Mugabe. Namun, Mugabe justru menginginkan istrinya, Grace, untuk menggantikannya.

Mugabe dikabarkan memimpin rapat kabinet mingguan di Harare pada Selasa lalu, setelah ZANU-PF menuding Chiwenga melakukan pengkhianatan. Menteri pemerintahan lokal yang dekat dengan faksi G40, Saviour Kasukuwere, menolak berkomentar lebih detail.

(Qur'anul Hidayat)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya