KAIRO - Liga Arab memperingatkan akan konsekuensi berbahaya jika Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
BACA JUGA: Presiden AS Diyakini Bisa Wujudkan Perdamaian Israel-Palestina
"Jika dilaksanakan, itu akan menandai perubahan pendirian bersejarah Washington yang memandang kota suci tersebut sebagai kota Palestina yang diduduki dan bagian tak terpisahkan tanah Palestina yang diduduki," kata Asisten Sekretaris Jenderal Liga Arab untuk Tanah Arab dan Palestina yang Diduduki, Saeed Abu-Ali.
Pernyataan tersebut dikeluarkan setelah media AS pada Jumat, 1 Desember melaporkan Presiden AS Donald Trump sedang mempertimbangkan untuk mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan mungkin mengeluarkan satu pengumuman pada Rabu, 6 Desember.
Selama masa kampanyenya, Trump berjanji untuk memindahkan Kedutaan Besar AS di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem, kota suci yang menjadi sengketa dan diinginkan oleh rakyat Palestina sebagai ibu kota negara masa depan mereka.
Abu-Ali, sebagaimana dilaporkan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin (4/12/2017) mengatakan, pengakuan AS semacam itu akan memberi Israel lampu hijau untuk melanjutkan pelanggarannya atas semua resolusi internasional dan pendudukannya atas tanah Palestina. Ia mendesak Washington agar bertindak sebagai "penengah yang tak memihak" dalam proses perdamaian.
Selama dua hari belakangan, Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah mengadakan kontak dengan dan berusaha memperoleh dukungan dari para pemimpin Arab serta Barat, dan memperingatkan potensi dampak yang merusak dari pemindahan Kedutaan Besar AS.