Sebagaimana diketahui, Pemerintah AS telah mengumumkan untuk mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Langkah itu dinilai tidak saja membahayakan proses perdamaian tetapi juga perdamaian dan stabilitas terutama di kawasan Timur Tengah.
Negeri Paman Sam sebelumnya selalu mempertahankan status quo dari Yerusalem dan berkeras bahwa status Yerusalem harus ditentukan melalui dialog, bukan pengakuan sepihak. Akan tetapi, sikap tersebut dilanggar secara sepihak lewat pengakuan terhadap Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
BACA JUGA: OKI Akan Gelar Pertemuan Khusus untuk Respons Keputusan AS Soal Yerusalem
Menlu Retno menyampaikan, negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) direncanakan akan melakukan pertemuan khusus untuk merespons keputusan tersebut. Pertemuan akan dilakukan dalam waktu dekat meski belum dapat diketahui persisnya kapan.
(Wikanto Arungbudoyo)