PALESTINA tidak sendirian dalam memperjuangkan Yerusalem. Dukungan terus mengalir dari berbagai penjuru dunia setelah Amerika Serikat (AS) mengakui bahwa Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel pada 6 Desember 2017 yang diumumkan oleh Presiden Donald Trump.
BACA JUGA: Pemerintah AS Resmi Umumkan Status Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel
Kecaman terhadap pengakuan tersebut terus berdatangan bagi AS dan juga Presiden Donald Trump. Namun, kecaman dan keprihatinan tidak ada artinya tanpa langkah nyata. Hal itu dipahami benar oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno LP Marsudi.
Diplomat kelahiran Semarang itu bertolak menuju Amman, Yordania, pada Minggu 10 Desember guna membahas persiapan KTT Luar Biasa Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang digelar 13 Desember mendatang di Istanbul, Turki. Isu Yerusalem menjadi fokus utama dalam KTT Luar Biasa tersebut.
Dalam kunjungan ke Amman, Menlu Retno Marsudi berjumpa dengan Menlu Yordania, Ayman Safadi. Ia mengajak Yordania agar memperkuat perjuangan diplomasi, baik secara bilateral maupun unilateral, untuk mencegah negara lain mengikuti jejak AS mengakui Yerusalem atau memindahkan kedutaan.
“Pernyataan unilateral Amerika Serikat mengenai status Yerusalem tidak akan mengubah komitmen kuat diplomasi Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina,” ucap Menlu Retno sebagaimana dikutip dari keterangan pers yang diterima Okezone, Selasa (12/12/2017).
Mantan Duta Besar Indonesia untuk Belanda itu juga mendorong Yordania agar mengambil langkah guna meyakinkan negara-negara yang belum mengakui Palestina untuk melakukannya. Kepada Menlu Safadi, Menlu Retno menyampaikan bahwa masyarakat internasional harus terus berpegang kepada status quo Yerusalem yang ditetapkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).