YERUSALEM – Tidak lama setelah pemerintah Amerika Serikat (AS) mengumumkan status Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, warga Palestina langsung melakukan protes dengan mematikan lampu Natal sebuah pohon di luar Gereja Kelahiran Kristus di Betlehem.
BACA JUGA: Pemerintah AS Resmi Umumkan Status Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel
Tindakan tersebut mengingatkan bahwa meski sepekan terakhir tajuk berita berpusat pada pemberontakan Islam terhadap pengakuan Yerusalem, isu yang sama juga menyakiti komunitas Kristiani Palestina. Protes tersebut bahkan disuarakan oleh seorang musisi Palestina, Frederick Hazo.
“Kami bersatu, Kristiani, Muslim, kita adalah satu,” ujar pria berusia 59 tahun itu, melansir dari Reuters, Rabu (13/12/2017). Pernyataan itu disampaikan jemaat Gereja Katolik Asyur di Yerusalem tersebut saat ditemui media usai menghadiri Misa Mingguan.
BACA JUGA: Mahmoud Abbas: Yerusalem Ibu Kota Abadi Palestina
Hazo sangat frustrasi dengan keputusan berlatar belakang politik tersebut. Namun, ia yakin bahwa keseimbangan yang dicapai dan dipelihara antara ketiga agama Abrahamik (Yahudi, Kristiani, Islam) pada akhirnya akan menang.
“Di tempat suci ini, Tuhan melindungi kita semua. Kami dijaga oleh malaikat-malaikat Tuhan di Yerusalem,” sambung Frederick Hazo.