PM Israel Berterima Kasih Atas Veto AS Soal Resolusi Yerusalem

Wikanto Arungbudoyo, Jurnalis
Selasa 19 Desember 2017 14:48 WIB
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (Foto: Abir Sultan/Reuters)
Share :

TEL AVIV – Amerika Serikat (AS) memutuskan menggunakan hak veto dalam rapat Dewan Keamanan PBB untuk menerbitkan resolusi baru terkait Yerusalem. Tindakan AS itu dipuji oleh Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu.

“Terima kasih, Duta Besar Haley. Di hari Hanukkah, Anda berbicara seperti seorang Maccabi,” cuit akun Twitter Benjamin Netanyahu, mengutip dari Middle East Monitor, Selasa (19/12/2017). Sebagai informasi, Maccabi adalah komunitas Yahudi yang memberontak terhadap Kekaisaran Romawi.

“Anda menyalakan lilin kebenaran. Anda mengusir kegelapan. Satu mengalahkan banyak orang. Kebenaran mengalahkan kebohongan. Terima kasih, Presiden Trump. Terima kasih, Nikki Haley,” tutup kicauan tersebut.

(Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley, memveto rancangan resolusi DK PBB soal Yerusalem. Foto: Reuters)

BACA JUGA: AS Veto Resolusi soal Yerusalem, PBB Akan Gelar Sidang Khusus Bahas Palestina

Sebagaimana diberitakan, Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley memveto rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB mengenai Yerusalem pada rapat Senin 18 Desember di New York. Rancangan resolusi yang diusulkan Mesir itu sedianya menolak pengakuan AS atas Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

Sebanyak 14 dari 15 negara anggota DK PBB memberi kata sepakat terhadap rancangan tersebut. Apabila tidak diveto, maka resolusi tersebut sudah sah untuk diadopsi. Namun, jika satu saja dari lima anggota tetap DK PBB, yakni AS, Rusia, Prancis, Inggris Raya, dan China, memilih untuk memveto, maka rancangan tersebut tidak bisa diadopsi meski menghasilkan suara mutlak.

BACA JUGA: Pemerintah Palestina Kecam Veto AS terhadap Resolusi PBB Tentang Yerusalem

Akibat veto tersebut, anggota Dewan Keamanan PBB berinisiatif untuk maju ke ‘special session’ pada Sidang Majelis Umum PBB (UNGA) yang direncanakan dihelat pada 21 Desember untuk membahas hal yang sama. Menurut Wakil Menteri Luar Negeri RI, AM Fachir, permasalahan Yerusalem akan mendapat peluang lebih positif apabila dibawa ke dalam UNGA karena tidak ada veto.

(Dewan Keamanan PBB Duduk Bersama Bahas Situasi di Palestina. Foto: Reuters)

Presiden AS, Donald Trump, pada 6 Desember lalu mengumumkan bahwa Negeri Paman Sam mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan memerintahkan pemindahan Kedutaan Besar dari Tel Aviv ke Kota Suci tersebut. Langkah itu memicu kemarahan di berbagai negara, terutama rakyat Palestina dan umat Islam di seluruh dunia.

(Wikanto Arungbudoyo)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya