Cara Dedi Mulyadi Bersihkan Citarum 'Sungai Terkotor di Dunia'

Oris Riswan, Jurnalis
Jum'at 29 Desember 2017 18:16 WIB
Dedi Mulyadi. (Foto: Okezone)
Share :

BANDUNG - Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengaku ingin menyelesaikan masalah 'legendaris' di Jawa Barat, yaitu kotornya Sungai Citarum yang membentang dari Kabupaten Bandung hingga Kabupaten Karawang. Citarum sendiri merupakan salah satu sungai terkotor di dunia. Sampah hingga limbah pabrik menjadi 'teman' akrab di aliran Sungai Citarum, termasuk anak sungainya.

Dedi adalah kandidat yang akan diusung Partai Golkar di Pilgub Jawa Barat 2018. Ia akan disandingkan dengan Deddy Mizwar yang diusung Partai Demokrat. Tapi, belum diketahui siapa yang akan jadi cagub dan cawagub di antara mereka.

Jika menjadi pemenang di pilgub dan memimpin Jawa Barat, ia ingin memprioritaskan penuntasan masalah Sungai Citarum. Sebab, selama ini berbagai upaya sudah dilakukan oleh pemerintah. Namun faktanya, Citarum masih kotor.

"Apa sih cita-cita dasar yang ingin dilakukan dalam jangka pendek? Sederhana aja, tahap pertama ingin bersihin Citarum, biar bersih," kata Dedi di Kota Bandung, Jumat (29/12/2017).

Ia sendiri saat ini tidak memiliki akses luas untuk bisa menyelesaikan permasalahan Citarum. "Selama ini kan saya baru bisa bersihin Waduk Jatiluhur saja biar jadi bening. Nanti dengan kewenangan saya di provinsi, maka saya bisa menata Citarum untuk lebih bersih," ungkapnya.

Jika Citarum bersih, maka wajah masyarakat Jawa Barat akan lebih baik. Bersihnya Citarum menggambarkan bahwa masyarakat Jawa Barat beradab, mencintai kebersihan, dan suka keindahan.

(Baca juga: Terima Laporan Citarum Terkotor Sedunia, Presiden Jokowi Janjikan Revitalisasi di 2018

Menurut Dedi, memperbaiki Citarum jangan berbasis proyek yang fokusnya pada kemampuan keuangan daerah. "Kalau semuanya berbasis proyek, enggak akan efektif. Citarum itu bisa diselesaikan dengan melakukan pola kebudayaan," jelasnya.

(Kondisi Sungai Citarum)

Misalnya, warga yang tinggal di kawasan Bandung Selatan di sekitar Sungai Citarum, dialihprofesikan untuk menjadi pengelola hutan. Tugas mereka setiap hari menanam pohon dan merawatnya. Setiap bulan mereka diberi penghasilan.

"Dengan cara seperti itu, mereka tidak akan lagi merusak hutan. Perusakan hutan sendiri memiliki dampak terhadap Citarum. Anak-anak mereka juga disekolahkan di bidang pariwisata agar kelak bisa menata daerahnya menjadi tempat wisata," ujarnya.

"Contoh lain, di seluruh daerah Sungai Citarum dibangun kampung adat yang menghadap ke Sungai Citarum. Itu bisa jadi salah satu potensi untuk memancing wisatawan berdatang. Di saat bersamaan, warga yang tinggal di sana juga memiliki peran sebagai penjaga sungai," tutup Dedi.

(Qur'anul Hidayat)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya