Dua Keponakannya Tewas dalam Serangan Pusat Kebudayaan di Afghanistan, Pria Ini Ungkapkan Kesedihannya

Putri Ainur Islam, Jurnalis
Sabtu 30 Desember 2017 09:05 WIB
Liang lahat dipersiapkan untuk korban tewas serangan di pusat budaya Afghanistan. (Foto: Reuters)
Share :

KABUL - Beberapa jam setelah ledakan di sebuah pusat kebudayaan Syiah di ibu kota Afghanistan, Kabul, para keluarga korban yang putus asa masih mencari informasi. Para keluarga menanti kabar identifikasi dari jasad-jasad terbakar yang dibawa ke rumah sakit. Ledakan yang menghancurkan ruang konferensi bawah tanah yang sempit itu menewaskan sedikitnya 40 orang dan melukai lebih dari 80 orang.

"Semua orang (keluarga korban) menuju rumah sakit tapi pada awalnya tidak ada yang tahu di mana mereka (korban) berada, mereka hilang," ujar Hasan Jan, yang kedua keponakannya Abdul Saboor Maqsoudi (24) dan Ali Paiman (18), termasuk dalam daftar korban tewas.

"(Awalnya) Kami tidak bisa mengenalinya karena jasadnya terbakar dan rusak. Kami harus kembali ke ruang jenazah sebanyak tiga atau empat kali, " katanya setelah kedua bersaudara tersebut dikuburkan berdampingan di pemakaman Karte Sakhi di Kabul barat.

"Akhirnya mereka mengenalinya karena ada cincin di jarinya, kemeja, ikat pinggang, dan arlojinya," ujarnya.

BACA JUGA: Kantor Berita Afghanistan Diserang Bom Bunuh Diri, Puluhan Orang Tewas

Dilansir dari Reuters, Sabtu (30/12/2017), serangan tersebut, yang diklaim oleh ISIS, adalah yang terbaru dalam setidaknya 24 kasus pengeboman yang menyasar kelompok Syiah di negara mayoritas Sunni selama dua tahun terakhir. Menurut beberapa saksi mata, pengebom dalam serangan tersebut adalah seorang anak laki-laki berusia 10 tahun.

Di Pusat Sosial dan Budaya Tabian, di sebuah rumah besar yang menyusuri jalan di daerah kota Syiah yang juga menjadi tempat kantor berita Voice News Agency, jendela-jendela hancur dan banyak lantai yang masih bernodakan darah. Sepatu milik korban tewas ditumpuk rapi di halaman yang banyak di antaranya merupakan hadirin dari sebuah panel diskusi.

"Mereka ada di sana untuk diskusi. Mereka ingin belajar tentang budaya, Alquran, dan agama," kenang Hasan Jan.

BACA JUGA: Sekjen PBB Kutuk Serangan Pusat Kebudayaan di Afghanistan

Sekadar diketahui, sebuah serangan bunuh diri terjadi di pusat kebudayaan dan kantor berita di Kabul, Afghanistan. Serangan tersebut terjadi saat kantor berita tengah menggelar panel diskusi pagi. Diskusi tersebut dilaporkan dihadiri juga oleh para siswa sekolah.

"Mengapa mereka melakukannya di sini? Jika Amerika adalah musuh, mereka harus menemukan orang Amerika. Jika mereka ingin menyerang orang Inggris, mereka harus mencari orang Inggris. Jika mereka ingin menyerang Iran, mereka harus menyerang Iran," ungkap Jan.

"Orang-orang ini tidak bersalah. Orang-orang ini belum bisa menggunakan senjata. Orang terbunuh di masjid, di tempat yang berbeda. Tidak ada manusia yang bisa menerimanya. Jika mereka memiliki sedikit kemanusiaan di dalamnya, mereka tidak dapat menerima hal itu," tukasnya.

(pai)

(Rifa Nadia Nurfuadah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya