Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir mengatakan, salah satu manfaat adalah membuat Indonesia lebih berperan di kancah dunia sehingga perjuangan yang dilakukan Tanah Air akan semakin terlihat. Di DK PBB juga suara Indonesia bisa didengar dan pengaruh Indonesia dapat dirasakan.
BACA JUGA: Menakar Peran Indonesia sebagai Anggota Dewan Keamanan PBB
Pendapat senada diungkapkan pengamat internasional, Arya Sandhiyudha. Menurutnya, Dewan Keamanan PBB masih menjadi pemimpin untuk mengangkat tema-tema di organisasi internasional. Salah satunya adalah bisa menaruh rancangan atau draf resolusi yang memiliki pengaruh lebih kuat.
“Jadi untuk isu-isu strategis PBB punya dua forum yaitu Majelis Umum dan Dewan Keamanan. Meski Majelis Umum itu beranggotakan semua negara, tidak ada kekuatan mengikat, beda dengan Dewan Keamanan meski juga ada hak veto dari lima negara anggota tetap,” tukas Arya.
Selain turut berkontribusi terhadap terciptanya perdamaian dunia, kehadiran di DK PBB, menurut Arya, juga bermanfaat agar suara Indonesia terkait kepentingan nasional bisa lebih didengar. Salah satu isu kepentingan nasional Indonesia yang sering diangkat dalam forum PBB adalah terkait Papua.
Indonesia sendiri sudah tiga kali duduk di kursi anggota tidak tetap DK PBB pada periode 1973-1974, 1994-1995, dan 2007-2008. Pada pemilihan untuk periode 1994-1995, Indonesia menang meyakinkan dengan meraup 164 suara dari 170 negara yang ikut pemilihan tersebut. Jumlah tersebut memenuhi suara minimal yang dibutuhkan untuk secara resmi menjadi anggota tidak tetap DK PBB, yakni 114 suara atau dua pertiga dari jumlah peserta yang hadir.