Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Meneropong Pola Konflik di Tahun Politik

Oris Riswan , Jurnalis-Kamis, 11 Januari 2018 |19:34 WIB
Meneropong Pola Konflik di Tahun Politik
Ilustrasi (Foto: Dokumentasi Okezone)
A
A
A

BANDUNG - Pilkada Serentak akan bergulir pada 27 Juni 2018. Total, ada 171 daerah di Indonesia yang akan melaksanakan pilkada serentak tersebut untuk menentukan siapa yang akan jadi kepala daerah di wilayah masing-masing.

Pakar politik dan pemerintahan dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Muradi mengatakan pilkada serentak pada 2018 akan menjadi pondasi atau acuan untuk pileg dan pilpres pada 2019 mendatang. Hasil pilkada serentak di suatu wilayah, besar kemungkinan akan sama dengan pemilu 2019.

"Jadi, menang di pilkada 2018, maka peluang (partai) menang di 2019 akan sangat besar," kata Muradi kepada Okezone.

Spanduk Ajakan Sukseskan Pilkada Serentak 2018

Selain jadi faktor penentu hasil Pemilu 2019, apa yang terjadi di pilkada serentak 2018 akan menjadi gambaran Pemilu 2019. "Kalau pilkada serentak ini bagus pelaksanaannya, maka Pemilu 2019 tidak akan terlalu bergejolak," ucapnya.

Pilkada serentak juga menjadi ujian khusus bagi penyelenggara pemilu. Sebab, ada banyak daerah yang akan menggelar pilkada dalam waktu bersamaan. Kemampuan dan kualitas penyelenggara pun benar-benar diuji. Ujian serupa juga ada di tangan petugas keamanan agar menjaga pilkada bisa berjalan kondusif.

(Baca Juga: 5 Daerah yang Diprediksi Akan Memanas di Pilkada 2018)

Sementara bagi partai politik, mereka dituntut untuk bisa memaksimalkan kemenangan di daerah-daerah yang akan menggelar pilkada serentak. Sehingga, pondasi untuk memenangkan Pemilu 2019 akan semakin kuat.

Tren Politik 2018

Jika menakar pada tren Pilkada 2018, pola seperti apa yang akan terjadi? Muradi mengatakan partai akan sangat hati-hati dalam mengusung kandidat di setiap daerah. Sebab, tujuan mereka pasti ingin memenangkan pilkada serentak sebelum memenangkan Pemilu 2019.

Partai akan mempertimbangkan sosok yang dinilai mumpuni untuk diusung. Partai tak akan lagi mengusung kadernya jika kans untuk menang terhitung tipis. Untuk koalisi, hal itu juga akan dipertimbangkan dengan matang. Partai akan memikirkan secara matang untuk berkoalisi dengan partai mana.

(Baca Juga: Ini Daftar Cagub-Cawagub yang Siap Berlaga di Pilkada 2018)

"Saya kira itu strategi, tidak bisa naif juga itu untuk pemenangan di 2018," ungkapnya.

Sementara untuk pondasi memenangkan Pemilu 2019, partai-partai diyakini akan memaksimalkan mengupayakan kemenangan di beberapa daerah. Daerah-daerah itu adalah wilayah yang dinilai menjadi representasi kawasan dengan jumlah pemilih terbanyak di Indonesia.

PERKENALKAN! SiBeksi, Maskot Pilkada Kota Bekasi 2018

"Memenangkan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, itu memenangkan setengah dari kunci (kemenangan di Pemilu 2019). Makanya partai akan hati-hati betul untuk upaya pemenangan itu," tuturnya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement