JAKARTA – Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut ada aktor besar yang terlibat di balik teror penyiraman air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan sehingga kasus tak kunjung dapat diungkap.
"Aktornya pasti punya pengaruh besar yang membuat kendala penanganan kasus ini. Sederhananya bagi saya, kasus ini lama sekali dituntaskan," kata Dahnil usai diperiksa polisi pada Senin (22/1/2018) malam.
Kendati demikian, Dahnil enggan menyebutkan orang berpengaruh yang dianggap terlibat di balik penyerangan Novel Baswedan tersebut. Ia hanya bisa memberikan contoh kasus yang hampir serupa dengan teror terhadap Novel, yang masih menggantung karena ada peran orang penting tersebut.
"Saya sampaikan sesuai fakta empirik. Banyak kasus high profile diusut lama, itu yang saya jelaskan. Contohnya kasus Munir, kasus Siyono yang juga Muhammadiyah tangani," kata Dahnil.
Dahnil tidak menginginkan kasus yang menimpa Novel Baswedan itu justru bernasib sama dengan kasus sebelum-sebelumnya. Ia meminta polisi agar bersedia membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) yang akan melibatkan sipil sesuai keahliannya dan instalasi lainnya.
(Baca Juga: Usut Teror Novel Baswedan, Polda Metro Lakukan Investigasi Bareng KPK)
Menurut Dahnil ada faktor nonteknis yang membuat kepolisian sukar mengungkap kasus penyiraman air keras Novel Baswedan tersebut. Karena itu, menuturnya, butuh dibentuk TGPF untuk membantu kepolisian menyelidiki kasus tersebut.
"Saya sampaikan bahwa kasus ini nonteknis. Ini bisa dipercepat kalau Pak Presiden itu membentuk TGPF dan itu akan membantu polisi. Saya yakin polisi punya kapasitas menuntaskan kasus ini secara teknis. Tetapi, polisi bisa punya keterbatasan apabila bertemu dengan hal-hal yang nonteknis. Nonteknis itu bisa politik, bisa yang lainnya," katanya.
(Baca Juga: Ini yang Didalami Polisi dari Dahnil Anzar Terkait Teror Novel Baswedan)
(Erha Aprili Ramadhoni)