Cabai Nunukan Tembus Pasar Malaysia

Advertorial, Jurnalis
Selasa 23 Januari 2018 19:22 WIB
Petani cabai di Nunukan (Foto: Ist)
Share :

CAPSICUM Anuum, nama latin dari lombok atau lebih dikenal dengan cabai bagi masyarakat Nusantara. Sebagian masyarakat kita sangat akrab dengan buah yang rasanya pedas ini dan biasa disajikan untuk meningkatkan cita rasa makanan sehari-hari. Inilah yang membuat cabai selalu mendapat tempat yang pas dalam pasar hasil produksi pertanian di Indonesia.

Masyarakat Nunukan yang juga sangat meminati cabai, sanggup membayar harga yang lumayan tinggi untuk menikmati cabai dan dijadikan olahan sambal, baik dalam sajian rumah tangga atau jajanan dan bahan untuk hidangan rumah makan. Keberadaan cabai di pasar Nunukan terbilang tidak menentu sumbernya. Terkadang cabai didatangkan dari Sulawesi bahkan dari Tawau Malaysia. Ini disebabkan jumlah cabai lokal Nunukan saat itu belum dapat memenuhi kebutuhan konsumen di Nunukan sendiri.

Oleh sebab itu, pemerintah daerah Kabupaten Nunukan melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan bersama dengan petani cabai, berupaya keras untuk meningkatkan hasil produksinya melalui bantuan dari pusat.

Panen cabai bantuan APBN Kementerian Pertanian RI untuk Kelompok Tani Pompongan Sebakis sudah menuai hasil panen pertama mencapai 662 kg. Pada 16 Januari 2018, panen kedua dilakukan dan menghasilkan 219 kg cabai yang nantinya akan dijual ke pengumpul di Pasar Inhutani Nunukan dan selanjutnya dikirim ke Malaysia. Ini menandakan meningkatnya hasil cabai Nunukan hingga pemasarannya untuk merambah ke Negeri Jiran semakin terbuka.

Bupati Nunukan Hj. Asmin Laura Hafid, SE, MM menanggapi, "Ini bagian dari harapan saya agar produktivitas pertanian kita harus ditingkatkan, apalagi khusus untuk petani cabai ini. Cabai sangat diminati masyarakat sehingga memiliki kepastian hasil dipasaran. Semoga saja dengan panen ini mereka bisa lebih bergairah lagi untuk menanam cabe."

Panen yang sudah menembus Tawau Malaysia ini menandakan kekuatan di sektor pertanian Kab. Nunukan mulai berkembang hingga lintas negara. "Namun juga diharapkan terus menjaga konsumen lokal agar tetap dapat menikmati cabai lokal kita. Tidak lupa juga kita wajib mensyukuri atas nikmat yang Allah SWT berikan kepada kita dengan panen kali ini," tambah Bupati cantik ini.

Saat ini, harga cabai di tingkat petani Rp30.000 per kg. Sementara harga eceran sekitar Rp45.000 sampai Rp50.000 per kilo. Dengan demikian, harga cabai terbilang stabil untuk menjaga keseimbangan pasar dan hasil pertanian. Petani cabai Pompongan Sebakis, biasanya bisa panen seminggu sekali dengan hasil panen menembus 200-250 kg.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Nunukan Cholid Muhammad menyampaikan apresiasinya kepada petani cabai dengan memberi motivasi. "Dengan awal yang baik ini, saya merasa senang dan bersyukur kepada jerih payah petani yang tekun dalam melakukan kerjanya sehigga hasilnya dapat terlihat saat ini. Kami akan berupaya terus memberikan pendampingan khususnya melalui penyuluh kami di lapangan kepada petani cabai. Sukses Petani, Sukses Penyuluh! Petani sejahtera, agrobisnis berjalan, adil untuk semua, Nunukan semakin sejahtera!" ungkap Cholid penuh semangat.

(Hessy Trishandiani)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya