SEMARANG - Suhu politik menjelang pelaksanaan Pilkada Serentak 2018 di Jawa Tengah semakin memanas. Kelompok-kelompok penyebar isu perpecahan diprediksi bakal kembali muncul yang disertai dengan tindakan ujaran kebencian (hate speech).
"Yang kita awasi di antaranya adalah kelompok-kelompok tertentu yang dicurigai akan mem-blow up isu-isu yang kurang baik, menggerogoti persatuan dan kesatuan," ujar Direktur Ditreskrimsus Polda Jateng, Kombes Pol Lukas Akbar, usai diskusi terbatas tentang "Memininalisasi Munculnya Ujaran Kebencian pada Pilkada 2018" di Mapolda Jateng, Selasa (6/2/2018).
(Baca: Ribuan Warga Demak Doa Bersama untuk Pilgub Jateng Bebas Hoax)
Kelompok-kelompok yang berpotensi merusak keutuhan bangsa itu diperkirakan akan kembali muncul menjelang pelaksanaan Pilkada. "Kelompok itu yang kita indikasikan sering mengemukakan pesan-pesan disintegrasi, kita tidak bisa sebutkan siapa-siapanya. Kelompok-kelompok itu pasti ada," jelasnya.
Untuk itu, polisi terus melalukan pengawasan dengan menggelar patroli siber selama 24 jam penuh. Pengawasan melibatkan seluruh jajaran kepolisian mulai Mabes Polri hingga Polsek-Polsek. Meski demikian, polisi belum menemukan indikasi ujaran kebencian atau kampanye hitam di dunia maya.
(Baca juga: Belajar dari Pilgub DKI, Polisi Gencar Awasi Penggunaan Medsos di Pilkada Jateng)
"Sampai saat ini belum ada, mungkin karena belum masuk masa kampanye. Alhamdulillah belum kita temukan, semoga bisa demikian terus sampai akhir nanti. Yang mengawasi ada banyak, tidak hanya Polda Jateng juga Mabes Polri dan Polda-Polda lain juga. Kita saling membantu karena dunia maya bisa diakses dari mana saja bisa terjadi di mana saja kita saling menginformasikan," tandasnya.
(Ulung Tranggana)