‎21 Kali Teror Terhadap Ulama, Wiranto: Itu Perbuatan yang Melanggar Hukum

Fakhrizal Fakhri , Jurnalis
Selasa 20 Februari 2018 19:16 WIB
Menko Polhukam, Wiranto (foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - ‎Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengungkapkan, pihaknya telah menerima laporan saat ini telah terjadi sebanyak 21 kali percobaan penyerangan terhadap ulama, tokoh agama, dan rumah ibadah yang telah terjadi hingga Februari 2018.

‎Meski demikian, mantan Panglima ABRI itu belum dapat memastikan apakah sejumlah serangan yang mayoritas dilakukan oleh orang dengan gangguan jiwa itu (ODGJ) dilakukan secara terencana.

"‎Apapun, saya kira penyerangan terhadap tokoh agama, rumah ibadah, itu perbuatan melanggar hukum," kata Wiranto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selas (20/2/2018).

 (Baca juga: Rentetan Tujuh Penyerangan terhadap Tokoh Agama dan Tempat Ibadah)

Wiranto juga belum dapat membeberkan apakah serangan-serangan tersebut berkaitan dengan adanya kontestasi Pilkada serentak 2018 yang dilakukan di 171 daerah di Tanah Air. Polri, kata dia, akan menindak tegas bila terdapat pihak-pihak yang ingin mencederai demokrasi Indonesia.

"‎Ini milik bangsa lho, bukan milik pemerintah Indonesia saja. bukan milik KPU dan KPUD, bukan. ini milik bangsa Indonesia. Jangan menciderai diri sendiri. Kalau kita sampai ada pihak tertentu yang mengganggu Pemilu ini, berarti dia menciderai dirinya sendiri sebelumnya," paparnya.

Menurut Wiranto, lembaga yang paling berhak menyatakan bahwa serangan terhadap ulama hingga tokoh agama merupakan terencana adalah Korps Bhayangkara. Namun, ia berharap, Polri tak gegabah menyatakan bahwa aksi ini dilakukan secara terencana oleh pihak tertentu sebelum menemukan bukti-bukti yang kuat.

"Polri tidak boleh gegabah mengeluarkan statement, tidak mengeruhkan suasana, tetapi tentu lewat penyidikan dan penyelidikan yang akurat. Karena dari situ nanti akan ada penjelasan ke publik bahwa ini dilakukan kelompok tertentu, atau dilaksanakan perorangan, istilah terorisme kan lone wolf ya," imbaunya.

 (Baca juga: Diperiksa Pakai Alat Canggih Polisi, Identitas Pelaku Penyerang Kyai di Lamongan Tak Terlacak)

Ia menambahkan, bila memang benar ada kelompok tertentu yang dibentuk untuk melakukan aksi teror karena adanya momentum Pemilu, sebaiknya para pelaku tersebut menyadari bahwa pesta demokrasi ini merupakan milik bangsa Indonesia.

"‎Jadi kembali yang terpenting adalah, ayo lah kita menyadari bahwa ini milik bangsa Indonesia, Pilkada dan Pemilu‎," tandasnya.

(Awaludin)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya