Menurut Wiranto, lembaga yang paling berhak menyatakan bahwa serangan terhadap ulama hingga tokoh agama merupakan terencana adalah Korps Bhayangkara. Namun, ia berharap, Polri tak gegabah menyatakan bahwa aksi ini dilakukan secara terencana oleh pihak tertentu sebelum menemukan bukti-bukti yang kuat.
"Polri tidak boleh gegabah mengeluarkan statement, tidak mengeruhkan suasana, tetapi tentu lewat penyidikan dan penyelidikan yang akurat. Karena dari situ nanti akan ada penjelasan ke publik bahwa ini dilakukan kelompok tertentu, atau dilaksanakan perorangan, istilah terorisme kan lone wolf ya," imbaunya.
(Baca juga: Diperiksa Pakai Alat Canggih Polisi, Identitas Pelaku Penyerang Kyai di Lamongan Tak Terlacak)
Ia menambahkan, bila memang benar ada kelompok tertentu yang dibentuk untuk melakukan aksi teror karena adanya momentum Pemilu, sebaiknya para pelaku tersebut menyadari bahwa pesta demokrasi ini merupakan milik bangsa Indonesia.
"Jadi kembali yang terpenting adalah, ayo lah kita menyadari bahwa ini milik bangsa Indonesia, Pilkada dan Pemilu," tandasnya.
(Awaludin)