KUPANG – Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur Esthon Foenay-Chris Rotok menjanjikan akan merealisasikan daerah berbasis kepulauan itu sebagai gudang dan sumber produksi garam nasional.
"Kita miliki potensi itu hanya saja belum dioptimalkan, padahal kebutuhan garam nasional sangat tinggi," kata Esthon kepada Okezone di Kupang, Kamis (8/3/2018) menjawab komitmenya terhadap upaya pengembangan dan peingkatan produksi garam di daerah itu.
Sebagai provinsi kepulauan dengan tingkat panas matahari yang cukup terik sangat memberi potensi bagi daerah ini untuk mengembangkan produksi garam. "Ada sejumlah daerah di wilayah Pulau Timor dan Flores sangat memiliki potensi itu," katanya.
Sejauh ini memang secara tradisional, masyarakat di sejumlah kabupaten telah memproduksi garam dengan mandiri dan terbatas. Hal ini karena terbatasnya kemampuan masyarakatnya. Sebut saja di Kabupaten Belu di wilayah batas RI-Timor Leste. Masyarakat di sana secara tradisional melakulan aktivitas tambak untuk kebutuhan konsumsi dan didagangkan. Hal sama juga di Kabupaten Kupang, Sabu Raijua serta di beberapa daerah di Pulau Flores seperti di Kabupaten Nagekeo.
Daerah-daerah ini jika dijadikan sentra produksi dan dikawal secara profesional dengan pengawasan pemerintah dan sedikit intervensi anggaran, diyakini akan mampu menghasilkan produksi yang bisa didagangkan untuk kepentingan ekonomi masyarakat. "Pemerintah bisa memfasilitasi dengan intervensi anggaran kepada kelompok masyarakat demi menjamin mutu produksi dan tentunya akan mrmberi dampak ekonomi bagi masyarakat itu sendiri," katanya.
Pola intervensi anggarannya, lanjut Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur 2008-2013 itu, bisa melalui kelompok UMKM atau melalui pola lainnya dengan sinergi program rancangan pembangunan masing-masing kabupaten dan kota. Dengan begitu keselarasan pembangunan bisa berjalan seimbang.
(Baca Juga: Esthon-Chris Sebut Pulau Timor Berpotensi Jadi Sentra Pertanian dan Peternakan NTT)
Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi NTT itu mengaku dengan menjadi sentra produksi dan gudang garam nasional, maka secara perlahan kondisi kehidupan ekonomi masyarakat akan bisa diperbaharui ke arah sejahtera.
"Itu yang diharapkan dan semua konsep itu telah diatur dalam masterplan program pembangunan lima tahunan Esthon-Chris lima tahun ke depan," katanya.
PT Cheetham Garam Indonesia meprediksi potensi lahan garam di NTT yang bisa dikembangkan seluas 2.000 hektare. Jumlah itu hanya berada di Kabupaten Nagekeo di Pulau Flores. Namun sayangnya belum dimanfaatkan secara optimal. Perusahaan yang fokus memprodukasi garam itu bahkan telah membangun perusahaannya untuk mengelola lahan yang tersedia seluas 500 hektare dan di 2018 ini akan menambah 600 hektare.
(Baca Juga: Masyarakat Riung di Ngada Flores Menaruh Harapan ke Esthon-Chris di Pilgub NTT)
(Erha Aprili Ramadhoni)