Juru bicara pemerintahan tidak dapat berkomentar mengenai temuan tersebut. Para pejabat di Myanmar belum lama ini mengatakan bahwa desa-desa itu sengaja dihancurkan guna kepentingan pembangunan rumah-rumah baru bagi pengungsi etnis Rohingya yang datang dari Bangladesh.
Namun, Amnesty International meyakini Myanmar tengah membentuk ulang kawasan Rakhine yang dahulu ditinggali etnis Rohingya demi mengakomodasi aparat keamanan dan penduduk di luar etnis Rohingya. Cara itu dipandang efektif agar etnis Rohingya tidak sepakat untuk kembali.
“Rohingya yang melarikan diri dari kematian dan kehancuran di tangan aparat keamanan tampaknya tidak akan menemukan prospek untuk hidup berdekatan dengan aparat yang sama sebagai kepulangan yang aman apalagi melihat terus terjadinya aksi tidak bertanggung jawab terhadap pelanggaran HAM,” tutup laporan Amnesty International.
BACA JUGA: Terungkap! Militer Myanmar Dibantu Warga Bakar Rumah Muslim Rohingya
Sebagaimana diberitakan, sekira 700 ribu etnis Rohingya mengungsi ke Bangladesh usai terjadinya operasi militer yang disertai kekerasan di Rakhine State sejak akhir Agustus 2017. Pemerintah Myanmar mengklaim, operasi militer itu dilakukan guna memberantas kelompok militan ARSA yang beberapa hari sebelumnya menyerang pos-pos militer dan polisi perbatasan.
(Wikanto Arungbudoyo)