KARANGANYAR - Terik sinar matahari begitu panas menyengat tak begitu dirasakan oleh Siti warga Karang, Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah.
Meski peluh keringat bercucuran, Siti terlihat bersemangat mengangkut adonan semen ke lokasi kerja bakti. Bagi Siti, capek dan panasnya terik matahari tak sebanding dengan kebahagiannya atas program yang digelar TNI melalui Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) reguler ke 101 Tahun 2018 ini.
Pasalnya, selama 10 tahun, warga desa Karang harus sabar menunggu terbukanya akses jalan ke dunia luar. Dan melalui program TMMD ini, dusun Karang tak lagi terisolasi. Dimana, jalur jalan baru untuk menghubungkan dua desa sudah terealisasi. Artinya, mereka tak lagi harus memutar jauh bila mau ke dusun lain.
"Jadi panas terik atau hujan sekalipun sudah biasa. Wong gaweane saben ndino nggih nyawah kenek srengenge,(Lah, kerjaan tiap hari ya ke sawah dan kena panas matahari)," jelas Siti saat berbincang dengan Okezone, Sabtu (21/4/2018).
Tak hanya Siti saja yang rela bergelut dengan kotoran adonan semen. Tapi Siti-siti dusun Karang lainnya itupun terlibat dalam TMMD bersama kaum pria lainnya.
Bersama dengan TNI, para kartini-kartini Dusun Karang inipun turun langsung membantu melakukan pengecoran jalan dengan guyup dan rukun sebagai wujud kemanunggalan TNI dan rakyat.
Kartini masa kini ini tidak segan turun langsung membantu membuka jalan baru yang sudah lama menjadi harapan mereka. Mereka juga ikut ambil bagian dalam pengerjaan berat. Mulai dari mengangkat pasir hingga mengaduk-aduk semen di sepanjang jalan untuk pengerasan jalan. Termasuk mengangkut dan menata batu yang digunakan untuk pembangunan akses jalan baru sepanjang 1.350 meter.
Secara estafet, ibu-ibu tersebut mengangkat batu dari tumpukan dan memindahkannya ke lokasi pembangunan jalan. Kondisi lokasi yang medannya sangat berat dengan tanjakan hingga kemiringan 90 derajat tidak membuat nyali perempuan dusun Karang ini ciut.
Timbunan batu tanah itu diratakan lalu dipadatkan dengan eskavator kecil agar lebih padat. Para wanita tangguh itu juga terlihat bolak-balik mengangkut adukan semen ke atas.
Menurut pengakuan Siti, Sebelumnya, dusunnya ini hanya ada jalan setapak, terjal, dan masih berupa tanah ini menjadi jalan tikus bagi petani untuk mengangkut hasil panen. Belum lagi bila hujan turun, sudah pasti jalan tikus ini sangat becek dan licin juga rawan longsor. Praktis, Kendaraan tidak bisa masuk. Sehingga para petani harus memanggul hasil panennya turun ke desa baru kemudian bisa diangkut dengan mobil.
Baginya pembangunan jalan setapak sepanjang 1.350 meter, lebar 2,5 meter, dan tebal 12 sentimeter yang menghubungkan antar dusun Karangwetan dengan Mroto, Desa Karang dirasakan sangat menguntungkan warga. Mereka tidak perlu memutar sejauh dua kilometer apabila warga dari Dusun Mroto hendak ke balai desa dan sebaliknya.
“Dibuka ini (jalan) ya bagus. Biasanya yang lewatnya muter kalau mau ke Balaidesa atau kalo mau jual panenan," lanjut Siti.
Senada, Tarmini yang juga tetangga Siti ikut membantu bersama salah satu keponakannya mengaku tak masalah kerja sedikit berat.Apalagi program TMMD ini sangat berguna untuk dusunnya.
"Sudah dapat izin bapake (suami) membantu pembangunan jalan ini. Masak bapak-bapak TNI sendiri saja yang kerja. Padahal jalan ini nanti yang merasakan itukan saya dan warga sini," akunya.
Bahkan para Kartini-Kartini dari Kodim O727 Karanganyar inipun tak mau ketinggalan. Di Komandoi istri Dandim Karanganyar, Putri Muchtar, para istri perwira yang tergabung dalam Persit Kartika Chandra Kirana cabang XLVIII Kodim 0727 Karanganyar inipun rela ikut turun membantu.
Para Istri perwira ini pun bahu-membahu di dapur umum untuk menyiapkan makanan bagi warga dan personil TNI yang tengah bekerja membuka akses jalan di dusun tersebut.
Tanpa canggung meski menggunakan seragam Persit Kartika Chandra berwarna hijau telur asin, para istri ini pun begitu kompak masak di dapur. Bahkan, mereka begitu cekatan menyalakan tungku kompor yang masih menggunakan kayu bakar.
Ada yang menggoreng, ada yang meracik bumbu dan juga memotong sayur. Usai memasak, saat waktunya istirahat, makanan itu disajikan. Kerukunan terlihat saat semua personil bekumpul di rumah warga yang dijadikan pos sementara segera menikmati santap siang bersama.
"Sebelumnya kita tadi juga memberikan pelatihan membuat kerajinan berbahan limbah yang tidak terpakai. Nantinya selain bertani, mereka (ibu-ibu) bisa memiliki usaha sampingan membuat kerajinan dari barang bekas tidak terpakai yang disulap menjadi kerajinan bernilai tinggi. Hasil penjualan tersebut nantinya bisa membantu perekonomian keluarganya," jelas Putri Muchtar.
Sementara itu, Dandim 072 Karanganyar, Letkol (Inf) Muhammad Ibrahim Mukhtar Maksum, menyampaikan, pembangunan jalan untuk memperlancar distribusi hasil pertanian. Selama ini petani harus memutar kalau mau angkut hasil panen.
"Dengan adanya program TMMD ini masyarakat bisa semakin sejahtera dan semakin mandiri, bisa mengurangi kemiskinan, dan mensejahterakan masyarakat. Karena kemiskinan merupakan sumber dari persoalan sosial," tutup Dandim.
(Awaludin)