Ia menambahkan, kondisi bangunan bekas rumah dinas guru yang menjadi ruang kelas sementara ini juga memprihatinkan. Bangunannya terbuat dari kayu yang sebagian sudah lapuk termakan usia.
"Kami khawatir juga dengan kondisi seperti itu. Karena bisa saja terjadi hal-hal yang tidak diinginkan diwaktu jam pelajaran berlangsung. Harapan saya pihak terkait memperhatikan ini," sambungnya.
Kondisi ruang belajar yang tidak nyaman itu membuat sebagian murid tidak betah berada kelas. Matrovia, siswi kelas IV SD Negeri 15 Segumon ini, khawatir kelasnya roboh saat sedang belajar. "Susah, kalau cuaca panas. Takut (roboh) kalau hari hujan," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sanggau Sudarsono menegaskan, perbaikan gedung SD Negeri 15 Segumon akan difokuskan di tahun anggaran 2019.