SEOUL – Delegasi dari Korea Selatan dan Korea Utara bertemu pada Jumat dan melakukan pembicaraan untuk mengatur digelarnya reuni yang mempertemukan keluarga dari kedua negara yang terpisah akibat Perang Korea. Pertemuan ini merupakan pertemuan pertama dalam tiga tahun terakhir.
Upaya ini merupakan salah satu langkah yang dijanjikan oleh Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in untuk memperbaiki hubungan kedua negara bertetangga. Pertemuan yang digelar di sebuah hotel di lokasi wisata Gunung Kumgang di Korea Utara berusaha untuk menggelar reuni pada Agustus yang bertepatan dengan hari libur nasional di Korea Selatan dan Korea Utara.
“Kita harus melakukan upaya aktif untuk hasil yang baik hari ini dengan mempercayai dan saling memperhatikan satu sama lain,” kata Pimpinan Delegasi Korea Utara, Pak Yong Il sebagaimana dilansir Reuters, Jumat (22/6/2018).
"Kita juga harus berpisah dengan masa lalu dan menjalani jalan yang telah dibuat oleh para pemimpin kita," tambahnya.
Pejabat Korea Selatan telah meminta diadakannya pertemuan antara keluarga terpisah dalam perang untuk dilanjutkan sebagai "masalah kemanusiaan dan hak asasi manusia", terutama karena banyak orang sekarang di usia 80-an.
Pada reuni-reuni sebelumnya, pertemuan antara keluarga yang terpisah itu selalu diwarnai dengan air mata dan perpisahan yang menyakitkan. Terakhir kali, pertemuan tersebut digelar pada 2015.
Berdasarkan keterangan Institute Penelitian Hyundai, sejak 2000, sekira 23.676 orang Korea yang terpisah, dari Utara dan Selatan, telah bertemu atau berinteraksi melalui videolink. Namun, pada Maret, 56 persen dari 131,531 pemohon reuni dari Korea Selatan dilaporkan telah meninggal dunia.
Masih belum jelas apakah Pyongyang akan memberikan syarat untuk melanjutkan reuni, seperti tuntutan Seoul mengembalikan 12 pekerja wanita Korea Utara yang membelot ke Korea Selatan sebagai dari sebuah restoran di China pada 2016.
(Rahman Asmardika)