NEW YORK - PBB telah mengkonfirmasi lebih dari 7.000 anak meninggal atau cacat akibat konflik Suriah sejak peristiwa itu meletus pada Maret 2011.
Wakil Khusus PBB Urusan Anak-Anak dan Konflik Bersenjata Virginia Gamba mengatakan, jumlah tersebut diperoleh melalui sistem pengabsahan yang dinamakan Monitoring and Reporting Mechanism, atau MRM, yang baru dibentuk di Suriah pada 2013. Wanita pejabat tersebut juga mengutip laporan yang belum diabsahkan sebagai jumlah rujukan yang menyebutkan 20.000 anak sebagai korban dalam krisis itu.
MRM melaporkan enam pelanggaran besar terhadap anak-anak: perekrutan dan penggunaan, pembunuhan dan membuat cacat, perkosaan dan bentuk lain kekerasan seksual, serangan terhadap rumah sakit dan sekolah, penculikan, dan tak diberikannya akses kemanusiaan.
(Foto: AP)
Gamba mengatakan kepada Dewan Keamanan sejak awal 2018, MRM telah mengkonfirmasi lebih dari 1.200 pelanggaran terhadap anak-anak, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu pagi. Pelanggaran itu meliputi lebih dari 600 anak yang tewas atau cata, lebih dari 180 anak direkrut dan digunakan oleh kekuatan dalam konflik.
Selain itu, wanita pejabat tersebut mengatakan bahwa selama masa yang sama, lebih dari 60 gedung sekolah telah diserang sementara lebih dari 100 serangan terhadap rumah sakit dan instalasi medis atau personel dikonfirmasi.