Ekspedisi Menembus Dasar Gua Vertikal Terdalam di Indonesia

Agregasi Harian Jogja, Jurnalis
Kamis 16 Agustus 2018 11:43 WIB
Gua Hatusaka di Taman Nasional Manusela, Pulau Seram, Maluku Tengah. (Foto: Dok ASC/AB Rodhial Falah)
Share :

Medan Sulit

Demi mencapai dasar luweng, tim ekpedisi telah melalui perjalanan panjang sejak sepekan sebelumnya. Mereka berangkat dari Jogja menuju Ambon pada 29 Juli 2018 sebelum menyeberang ke Pulau Seram.

Pada 2 Agustus, sebelum memasuki kawasan gua di Gunung Hatusaka, tim ASC diharuskan mengikuti upacara adat di Desa Saleman dipimpin tetua adat.

Selepas upacara adat, tim ASC dibantu tim dari Balai Taman Nasional Manusela dan porter dari warga desa-desa di sekitar gua berjalan kaki tiga jam menyusur hutan hujan tropis sebelum mencapai titik masuk gua.

Perjalanan menembus hutan itu sambil membawa banyak tetek bengek perlengkapan penelusuran gua seberat total lebih dari satu ton. Ada bergulung-gulung tali kernmantel dengan total panjang 700 meter, peralatan caving seberat 260 kg, logistik 250 kg, plus perlengkapan lain 500 kg.

Pada 3 Agustus 2018, tim mulai memasang lintasan tali untuk menuruni pitch pertama sedalam -220 meter. Gua Hatusaka memiliki beberapa lorong vertikal yang diselingi teras-teras.

Belajar dari kegagalan ekspedisi sebelumnya, tim ASC merintis jalur baru yang berbeda dari jalur sebelumnya. Pembuatan lintasan lebih rumit karena harus didesain sedemikian rupa menghindari banjir yang bisa datang sewaktu-waktu.

Menjelang petang di hari pertama, tim perintis baru mencapai kedalaman -30 meter. Hari kedua, kedalaman -170 meter. Baru pada hari ketiga mereka mencapai teras di bibir luweng terakhir, Ultimate Pitch, di kedalaman -240 meter.

“Medannya rapuh. Batuannya mudah rontok. Kalaupun batunya kokoh, berisiko terjadi friksi pada tali. Makanya khusus pemasangan lintasan memakan waktu dua hari,” kata Sigit Wicaksono.

Butuh tim solid untuk menelusuri Hatusaka. Setiap anggota tim harus memiliki kemampuan dan jam terbang yang tinggi dalam penelusuran gua. Salah satu hal terpenting dalam mendukung keberhasilan menelusuri Gua Hatusaka adalah perhitungan cermat dalam menaksir cuaca. Beberapa ekspedisi sebelumnya gagal lantaran faktor ini.

Selain menjadi tim Indonesia pertama yang mencapai dasar Gua Hatusaka, ASC berhasil memutakhirkan data kedalaman, luas ruangan di dasar gua dan mencatat biota dan karakter lain dari Hatusaka.

Kedalaman Gua Hatusaka menjadi -405 meter atau selisih beberapa meter lebih dalam dari data yang selama ini menjadi acuan. “Jika dihitung dari bibir luweng, kedalaman pengukuran mencapai -424 meter. Kalau dihitung dari titik entrance terendah, kedalamannya -405 meter,” kata Rodhial Falah.

Data tim penelusur gua dari mancanegara sebelumnya, mencatat kedalaman gua -388 meter. Angka ini tetap menempatkan Hatusaka menjadi gua terdalam di Indonesia, disusul Gua Lomes Longmot (360 m) dan Gua Sibil Buk (-349 m), keduanya di Papua Barat.

Gua Hatusaka pertama kali dijelajahi dan dipetakan tim ekspedisi gabungan dari Amerika, Inggris, Prancis dan Australia pada 1996. Upaya pertama mencapai dasar luweng gagal. Tim gabungan lintas negara itu baru berhasil mencapai dasar gua dalam percobaan kedua pada 1998.

Tim kedua adalah tim ekpedisi dari Italia pada 2016 yang dipimpin Andrea Benassi yang berhasil memetakan satu segmen lorong gua. Pada Agustus 2017 lalu, Mapala Universitas Indonesia mencoba mengibarkan bendera merah putih di dasar gua, namun gagal di kedalaman -220 karena banjir memasuki lorong gua.

Ekspedisi ASC ke Maluku pada 2018 ini adalah penelitian bentang karst kesekian kali yang dilakukan ASC di wilayah karst Indonesia bagian Timur. Klub ini, pada 1984, bersama tim Anglo-Australian Speleological Expedition menemukan dan memetakan Gua Jaran di Pacitan yang sampai kini masih menjadi gua terpanjang di Pulau Jawa.

Pada era 1980-an, bersama tim British Cave Research Association (BCRA), ASC turut membantu memetakan sejumlah gua di kawasan karst Gunung Sewu. Sejak berdiri pada 1 Januari 1984, klub ini telah menginventarisasi sebanyak 2.743 sebaran gua di wilayah karst Nusantara.

(Hantoro)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya