BATUJAJAR - Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) membangun Indonesia dengan sistem Indonesiacentris, bukan Jawacentris. Pembangunan nasional tidak terpusat di Pulau Jawa, tetapi pembangunan di luar Pulau Jawa harus setara dengan yang ada di Jawa.
Karena itu, pemerintahan Jokowi-JK terus menjalankan program Ekspedisi NKRI sebagai salah satu program unggulan di Kementeriaan Koordinator bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK). Melalui program tersebut, data potensi wilayah, penataan peta perbatasan, dan berbagai pengembangan potensi pembangunan bisa diketahui, terutama di daerah perbatasan dan pinggiran, bisa digali dan diberdayagunakan.
Hal tersebut ditegaskan Menko PMK, Puan Maharani, saat membuka dan membekali peserta Ekspedisi NKRI Koridor Papua Barat di Pusat Pendidikan Pasukan Khusus di Batujajar, Bandung, Jumat (15/1/2015).
“Ekspedisi NKRI ini sangat relevan dalam mengisi Agenda Nawacita, yaitu kembali meneguhkan Kedaulatan Negara, ikut melaksanakan pembangunan dari pinggiran, dan ikut melaksanakan pembangunan karakter bangsa, khususnya bagi generasi muda dengan menggelorakan semangat nasionalisme dan patriotisme membangun bangsa,” tegas Puan Maharani.
Ia menjelaskan, ekspedisi Papua Barat merupakan ekspedisi kedua yang dibukanya. Pada ekspedisi pertama yang berpuncak di Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), hasilnya sudah sangat baik. "Tapi saya harapkan ekspedisi kali ini, hasilnya lebih baik lagi dari yang sebelumnya,” kata Puan.
Peserta ekspedisi kali ini berjumlah 1.000 orang, atau dua kali lebih besar dari peserta sebelumnya. Mereka terdiri dari anggota Kopassus TNI, pemuda dan mahasiswa. Kepada para peserta, politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tersebut mengungkapkan, Ekspedisi NKRI adalah penugasan untuk bisa memberikan sesuatu yang berharga kepada masa depan bangsa dan negara.
“Data-data yang didapatkan dari lapangan akan membuka peluang untuk membangun potensi daerah wilayah yang dituju. Dengan data itulah nanti akan diketahui dengam lebih baik, apa yang perlu dibangun, apa yang kurang di Papua Barat,” katanya.