Besarnya permintaan itu disikapinya dengan baik. Ia terus melayani dengan sabar, telaten dan membesarkan hati masyarakat yang kehilangan saudaranya. Sutopo mengungkapkan infrastuktur komunikasi di wilayah yang terdampak masih lumpuh. Ia pun juga kesulitan untuk mencari data.
“Jadi mohon maaf teman-teman media saya tidak dapat melayani wawancara satu per satu. Jika ada update, pasti segera saya sampaikan di wag (WhatsApp grup) Medkom. Total ada 6 wag medkom, 14 wag wapena (wartawan lokal) dan 1 wag pers BNPB yang harus saya berikan info terus menerus. Ada lebih 3.000an wartawan yang harus saya layani. Saya broadcast melalui wag dan japri semua info bencana,” tuturnya.
“Mohon maaf saya tidak dapat menjawab pertanyaan lisan dan tulisan satu per satu. Mohon maaf tidak bisa wawancara ke studio,” lanjutnya.
Sutopo yang mengalami sakit kanker menjelaskan kondisinya. “Kondisi saya masih sakit. Masih pemulihan dari kanker paru-paru. Fisik rasanya makin lemah. Nyeri punggung dan dada kiri menyakitkan. Rasa mual, ingin muntah, sesak napas, daan lainnya saya rasakan. Bahkan tulang belakang saya sudah bengkok karena tulang terdorong massa kanker, makanya jalan saya miring.”