Jokowi Sindir Politikus Genderuwo yang Suka Menakut-nakuti Masyarakat

INews.id, Jurnalis
Jum'at 09 November 2018 15:04 WIB
Presiden Jokowi (foto: KoranSINDO)
Share :

TEGAL - Setelah beberapa waktu lalu menyebut para politisi yang tak beretika dengan sebutan politikus sontoloyo, kini Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menyindir politisi yang kerap menakut-nakuti masyarakat dengan sebutan politikus genderuwo.

Hal ini diungkapkannya saat memberikan 3.000 sertifikat gratis bagi ribuan warga di GOR Trisanja Kabupaten Tegal, Jawa Tengah (Jateng), Jumat (9/11/2018).

Politikus genderuwo yang dimaksud Presiden Jokowi merupakan politikus yang kerap menyebarkan propaganda menakut-nakuti masyarakat. Di tahun politik saat ini, menurutnya banyak politikus yang pandai mempengaruhi masyarakat dengan membuat ketakutan dan kekhawatiran.

(Baca Juga: Jokowi: Cara Lama Seperti Isu SARA & Adu Domba Itu Politik Sontoloyo!)


Genderuwo dalam pemahaman masyarakat Jawa merupakan mahluk astral yang menakutkan. Tidak hanya menakut-nakuti, para politikus genderuwo juga kerap membuat ketidakpastian dan menggiring masyarakat yang tidak benar serta menjadi ragu-ragu.

Menurut Presiden Jokowi, cara-cara seperti ini adalah cara-cara politik yang tidak beretika. Meski demikian, Presiden tidak menyebut siapa politikus genderuwo yang disindirnya.

“Jangan sampai seperti itu. Wong masyarakatnya senang-senang semua kok diberikan ketakutan. Iya tidak? Masyarakat senang-senang diberi propaganda ketakutakutan. Berbahaya sekali,” kata Jokowi.

Presiden mengingatkan, jangan sampai propaganda ketakutan menciptakan suasana ketidakpastian dan keraguan masyarakat. “Jangan sampai propaganda menciptakan suasana ketidakpastian, menciptakan munculnya keragu-raguan,” sambungnya.

(Baca Juga: Politik Sontoloyo Jokowi Ditujukan untuk Politikus yang Hatinya Penuh Kebencian) 

Selain itu, Jokowi juga kembali mengingatkan, aset terbesar bangsa ini adalah persatuan persaudaraan dan kerukunan. Presiden berharap masyarakat tidak pecah hanya karena pilihan politik yang berbeda mulai pemilihan bupati, wali kota, gubernur hingga presiden yang setiap lima tahun sekali digelar.

“Bangsa Indonesia ini bangsa yang besar. Kita ini dianugerahi oleh Allah SWT perbedaan. Jangan sampai karena pilihan bupati, gubernur, presiden, ada yang tidak saling sapa dengan tetangga,” pungkasnya.

(Fiddy Anggriawan )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya