SEMARANG – PDIP Jawa Tengah mengaku tak hanya sudah mengantongi data pemasang poster ‘Raja Jokowi’ tetapi juga lokasi rapat koordinasi sebelum pemasangan. Hal itu sekaligus untuk menegaskan, poster dan stiker ‘Raja Jokowi’ bukan diinisiasi PDIP sebagai bentuki pencitraan.
“Masih ada yang bilang itu (poster dan stiker) yang bikin PDIP sendiri, kemudian diturunkan sendiri lalu pencitraan. Kan ada yang bilang seperti itu. Karena ada yang ngomong seperti itu, makanya saya sebut itu rapat koordinasinya di Hotel Siliwangi Semarang,” ujar Ketua DPD PDIP Jateng, Bambang Wuryanto, ketika dikonfirmasi awak media, Selasa (13/11/2018).
“Itu jadi itu bukti kalau kami tahu (pemasang dan pemberi instruksi). Sudah pasti bukan PDIP,” tambah Wakil Ketua Komisi 1 DPR RI itu.
Meski demikian, dia masih enggan menyebut pihak-pihak yang terlibat dalam pemasangan poster bergambar Jokowi mengenakan mahkota raja. PDIP masih menunggu itikad baik dari pemasang maupun pemberi instruksi untuk datang melakukan klarifikasi. Sementara seluruh poster maupun stiker yang diturunkan kini diamankan di kantor DPD PDIP Jateng maupun DPC di tiap-tiap daerah.
“Dari intern PDIP sendiri yang menurunkan poster-poster. Karena pasang pakai logo PDIP, tapi PDIP tidak tahu-menahu, tim kampanye nasional ditanya enggak tahu. Juga tim kampanye daerah juga enggak tahu. Makanya kita copot, karena persepsinya ini melecehkan. Itu kan persepsi kami, jangan-jangan persepsi yang masang enggak, itu (poster) dukung Jokowi. Ya ayo diskusi datang ke sini,” bebernya.
Pria yang akrab disapa Bambang Pacul itu enggan berandai-andai poster dan stiker yang telah menyebar di 31 kabupaten/kota di Jateng bakal mengganggu elektabilitas Jokowi maupun PDIP. Perlu dilakukan survei terlebih dahulu untuk mengetahui besarnya pengaruh poster ‘Raja Jokowi’.
“Kalau mempengaruhi atau tidak kita enggak tahu. Itu kan harus survey, harus dilihat akibat-akibat sebuah aksi (pemasangan poster). Kita belum survei. Kalau penilaian subjektif itu kebenarannya relatif, bisa benar bisa salah. Masih terlalu dini kalau disimpulkan sekarang,” pungkasnya.
(Salman Mardira)