Di balik polemik perebutan kekuasaan dan wilayah yang sangat tidak aman, Libya merupakan surga bagi kelompok militan sejak penggulingan dan pembunuhan Moamer Ghadafi pada 2011. Kelompok-kelompok militan yang berafiliasi dengan ISIS mengambil keuntungan dari kekacauan ini untuk merebut kota pesisir Sirte pada 2015.
Pasukan yang setia kepada Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang didukung PBB mendapatkan kembali kendali atas kota itu pada Desember 2016 setelah delapan bulan melakukan pertempuran mematikan. Sejak itu, beberapakelompok militan kembali ke padang pasir dalam upaya berkumpul dan melakukan pengaturan ulang.
Pada bulan September, ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan bunuh diri di markas Perusahaan Minyak Nasional Libya di jantung Tripoli yang menyebabkan dua orang tewas dan 10 luka-luka.
Empat bulan sebelumnya, mereka juga mengklaim serangan terhadap markas komisi pemilihan yang menewaskan 14 orang.
(Rahman Asmardika)