JAKARTA - Aksi teror bom kembali terjadi di Indonesia. Tak tanggung-tanggung, kali ini yang jadi sasaran adalah pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Teror bom menyasar kediaman Wakil Ketua Komisi KPK, Laode M. Syarief yang berada di daerah Kalibata, Jakarta Selatan dan Ketua KPK, Agus Rahardjo di daerah Jati Asih, Bekasi, Pada Rabu (9/1/2019).
Berikut fakta terkait aksi teror bom yang berhasil dirangkum Okezone, Kamis (10/1/2019):
1. Ditemukan 2 Bom Molotov dan Bom Palaron
Di kediaman Laode, polisi menemukan dua bom molotov yang dilemparkan pelaku. Satu bom meledak dan merusak teras rumah, sedangkan satu bom lagi gagal meledak.
Aksi oleh orang tak dikenal (OTK) tersebut terjadi Pukul 01.00 WIB, Rabu (9/1/2019).
Sedangkan di rumah Agus Rahardjo, ditemukan benda mirip bom paralon yang diletakkan dalam sebuah tas yang disangkutkan di pagar rumah.
Barang diduga bom telah diamankan oleh Tim Gegana Mabes Polri, di antaranya pipa paralon, detonator, skring, kabel berwarna kuning, biru, oranye, paku berukuran 7 centimeter, serbuk diduga semen putih, baterai, serta tas berwarna hitam.
2. Syarief Mengetahui Pelaku Bom Molotov
Pelaku aksi teror bom di kediaman Laode berhasil terekam pada kamera CCTV. Terlihat dua orang mencurigakan beraktivitas di depan rumah, sebelum akhirnya melemparkan dua bom molotov.
(Baca juga: Teror Pimpinan KPK Adalah Kesembilan Kalinya yang Dialami Pegawai Lembaga Antirasuah)
Laode mengaku telah mengetahui pelaku yang melempar bom molotov ke rumahnya. Namun, dia tidak membeberkan identitas pelaku karena sudah diserahkan sepenuhnya ke kepolisian.
3. Agus Rahardjo Hendak Berangkat Kerja
Saat teror bom berlangsung, Agus Rahardjo masih berada di dalam rumah. Adanya teror baru diketahuinya saat hendak pergi bertugas.
“Saya dilapori waktu mau berangkat, setengah tujuh ya. Jadi saya lihat sebentar, ya terus saya berangkat. Saya dari rumah jam tujuh tadi, langsung ke Kementerian Pendidikan, ada acara,” ujarnya.
Bom tersebut pertama kali ditemukan Eman, seorang karyawan di rumah Agus.
4. Kesaksian Tetangga
Endang Setio Triningsih, tetangga depan kediaman Agus mengatakan, baru mengetahui ada kejadian teror bom saat hendak berangkat mengajar.
"Saya mau ke TK Paud mau ngajar. Pas lihat ada polisi, ramai sekitar jam 8 pagi. Saya dilarang keluar dulu dan disuruh masuk rumah lagi. Bisa keluar itu pas sudah siang," katanya di lokasi, Rabu (9/1). Endang melihat kediaman Agus saat itu sudah diberi garis polisi sejak Pukul 06.00 hingga 09.30 WIB.
Menurutnya, teror bom ini merupakan yang pertama kali terjadi di wilayah tersebut. Warga sendiri tidak pernah menaruh curiga, lantaran tidak pernah terjadi tindak kejahatan apapun di sekitaran lokasi. Termasuk saat kejadian berlangsung, dirinya mengaku tidak mendengar hal-hal yang mencurigakan.
Sedangkan tetangga lainnya, Fery mengatakan, dirinya sempat kaget saat melihat banyak polisi saat keluar rumah Pukul 06.00 WIB.
Ia mengaku tidak menyangka akan ada teror yang menyambangi pimpinan KPK tersebut, karena selama ini tidak pernah terjadi hal-hal mencurigakan di sekitar kediaman Agus.
"Terkejut aja karena sebelumnya tidak ada melihat orang yang mencurigakan selama ini," akunya.