JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri sempat terisak haru saat menceritakan sejarah partai yang dipimpinnya ketika era Orde Baru. Presiden RI kelima itu mengawali ceritanya dengan perubahan nama PDI menjadi PDIP.
"Kembali keingatan saya pada tahun 1997 ada beberapa orang pemerintahan datangi saya. Mereka bilang hak saya untuk dipilih ditiadakan sedangkan saya hanya diperbolehkan untuk memilih," ujarnya di acara HUT ke-46 dan Rakornas PDIP di JIExpo, Jakarta, Kamis (10/1/2019).
Dalam kondisi seperti itu, Megawati tetap meminta kadernya untuk tetap mencoblos PDI kendati hak pilih dirinya ditiadakan. Instruksi tersebut ia sampaikan melalui surat terbuka. Namun tak dinyana, Megawati kaget ternyata kader-kadernya enggan mencoblos karena dirinya tak memiliki hak untuk dipilih.
Baca juga: Gelar Rakornas & HUT Ke-46, PDIP Konsolidasi Menangkan Jokowi-Ma'ruf
Alhasil, suara PDI kala itu turun drastis karena ramai-ramai kadernya enggan nyoblos. Namun uniknya, kader Banteng malah sorak sorai atau senang karena penurunan tersebut. Pasalnya hal itu menunjukkan soliditasnya karena Megawati ditiadakan hak untuk dipilihnya.