BRUSSELS – Amerika Serikat (AS) menolak tawaran dari Rusia untuk menyelamatkan perjanjian penting yang melarang adanya rudal nuklir di Eropa, dan siap untuk keluar dari kesepakatan tersebut mulai bulan depan.
Setelah pertemuan di Jenewa antara pejabat Rusia dan AS, Wakil Menteri AS untuk Kontrol Senjata dan Keamanan Internasional, Andrea Thompson mengatakan bahwa Moskow telah menolak untuk mengizinkan inspeksi terhadap sistem rudal barunya yang menurut Washington melanggar Perjanjian Kekuatan Nuklir Jarak Menengah (Intermediate-range Nuclear Forces Treaty/INF).
BACA JUGA: Trump Akan Tarik AS Keluar dari Perjanjian Senjata Nuklir, Rusia Ancam Pembalasan
Perjanjian yang dinegosiasikan oleh Presiden Ronald Reagan dan pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada 1987 itu mengatur penghapusan persenjataan jarak menengah dari AS dan Uni Soviet dan mengurangi kemampuan mereka untuk meluncurkan serangan nuklir dalam waktu singkat.
INF melarang kepemilikan rudal berbasis darat dengan jangkauan antara 500 km sampai 5.500 km.
"Kami tidak dapat menemukan jalan baru kemarin dengan Rusia," kata Thompson tentang pertemuan 15 Januari dengan para pejabat Kementerian Luar Negeri Rusia.
"Berdasarkan diskusi kemarin dan retorika yang sesuai hari ini, kami tidak melihat indikasi bahwa Rusia akan memilih untuk patuh (pada INF)," tambahnya sebagaimana dilansir Reuters, Kamis (17/1/2018).
Amerika Serikat dan sekutu-sekutu NATO-nya menuntut Rusia untuk menghancurkan sistem rudal jelajah berkemampuan nuklir, 9M729, yang menurut Washington memungkinkan Rusia untuk menyerang Eropa dalam waktu singkat. Tanpa kesepakatan mengenai syarat tersebut, AS akan menarik diri dari INF mulai 2 Februari.
BACA JUGA: Rusia Minta AS Buktikan Tuduhan Moskow Langgar Perjanjian Senjata Nuklir
Rusia membantah memiliki strategi semacam itu dan menuduh Presiden AS Donald Trump menggunakan Moskow sebagai alasan untuk mundur dari INF. Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov mengatakan bahwa Washington tidak mempertimbangkan secara seksama usulan dari Moskow untuk mencegah terjadinya perlombaan senjata baru di Eropa.
Moskow mengatakan bahwa jangkauan rudal itu menempatkan mereka di luar perjanjian dan jarak yang bisa mereka tempuh tidak sejauh yang dituduhkan Washington, yang berarti Moskow sepenuhnya patuh dengan INF. Namun, Thompson mengatakan, pihak Rusia hanya menawarkan tampilan pada sistem rudal jelajah, yang disebut tampilan statis, yang menurutnya tidak akan bisa digunakan untuk memverifikasi kisaran jangkauan sebenarnya dari hulu ledaknya.
(Rahman Asmardika)