JAKARTA – Rusia meminta Amerika Serikat (AS) membuktikan tudingannya tentang pelanggaran yang dilakukan Moskow terhadap Perjanjian Kekuatan Nuklir Jarak Menengah (INF) 1987. Pasalnya, sampai saat ini Washington belum juga memberikan bukti-bukti tentang pelanggaran yang diklaim membuatnya berencana keluar dari perjanjian tersebut.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, AS menuduh Rusia telah membuat dan menguji coba rudal balistik yang melanggar INF. Terkait pelanggaran itu, Presiden Donald Trump mengancam akan menarik AS keluar dari INF.
BACA JUGA: Trump Akan Tarik AS Keluar dari Perjanjian Senjata Nuklir, Rusia Ancam Pembalasan
Dalam press briefing rutin yang digelar di Jakarta, Selasa 18 Desember, Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva menyatakan bahwa Moskow menolak tuduhan tersebut meminta Washington untuk memberikan bukti-bukti pelanggaran INF yang dilakukan Rusia
“Rusia menolak segala spekulasi dan dugaan pelanggaran yang dilakukan Rusia atas perjanjian ini (INF),” kata Lyudmila.
Dia mengatakan, AS telah berkali-kali melontarkan tuduhan tanpa memberikan bukti seperti pada kasus peracunan di Salisbury dan MH-17. Karena itu, menurutnya, Rusia telah meminta tiga bukti dari AS, yaitu: “Untuk memberi menyebutkan nama rudal yang menimbulkan kecurigaan AS bahwa telah terjadi pelanggaran, mengidentifikasi tes peluncuran secara spesifik yang menurut AS merupakan pelanggaran atas INF, dan yang terpenting memberikan data objektif yang dapat digunakan untuk menyimpulkan bahwa jangkauan rudal selama pengujian melebihi kisaran jangkauan yang diizinkan dalam INF.”
Rusia menilai hanya jika ketiga permintaan itu dapat diberikan, maka tuduhan terhadap pelanggaran INF itu dapat diselidiki dan dibuktikan benar tidaknya. Namun, menurut Lyudmila bukti-bukti yang telah diminta sejak lima tahun lalu setelah tuduhan pertama kali dilontarkan terhadap Moskow belum juga dapat diberikan oleh pihak AS.