Mendagri: Hilangkan "Racun" Demokrasi di Tahun Politik

Fadel Prayoga, Jurnalis
Sabtu 19 Januari 2019 06:26 WIB
Mendagri, Tjahjo Kumolo hadiri perayaan Natal bersama jajaran Kemendagri dan BNNP (Foto: Biro Humas Kemendagri RI)
Share :

JAKARTA – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menyampaikan ucapan pesan Natal kepada keluarga besar umat Nasrani di lingkungan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP).

Dalam pesannya, Tjahjo berharap perayaan Natal kali ini dapat menebarkan kedamaian, membawa kemuliaan di hati, dan membawa semangat kegotong-royongan demi membangun negeri Indonesia tercinta.

Ia berujar bahwa perayaan enam agama yang sesuai dengan undang-undang semata-mata untuk menunjukkan bahwa pemerintah melindungi dan memberikan kesempatan seluruh warga negara untuk tidak hanya memeluk dan tidak hanya beribadah, namun juga melaksanakan acara keagamaan yang ada.

Kemendagri sendiri kata Tjahjo, telah menjadikan peringatan hari-hari besar keagamaan menjadi agenda rutin tahunan untuk dirayakan bersama. Dirinya mengingatkan bahwa Indonesia adalah negara majemuk dan negara yang menanamkan rasa gotong-royong.

"Negara kita adalah negara yang majemuk, negara kita adalah negara yang bergotong royong, negara kita adalah negara yang membangun kasih sayang dalam rangka melayani masyarakat dari sebuah pemerintahan yang ada," ungkapnya dalam perayaan Natal bersama di lingkup Kemendagri dan BNPP di Aula Sasana Bhakti Praja Kemendagri Jakarta, Jumat 18 Januari 2019 kemarin.

Politikus senior PDI Perjuangan ini juga turut mengucapkan duka mendalam atas bencana alam yang terjadi di 2018 dengan harapan di tahun ini akan lebih baik. Tjahjo berharap Tjahjo berharap tahun ini adalah tahun yang menggembirakan, dikarenakan tahun ini masyarakat Indonesia melaksanakan pesta demokrasi dan mengajak masyarakat untuk turut menghilangkan racun demokrasi.

"Hilangkan 'racun-racun' demokrasi seperti politik uang, berujar kebencian, fitnah, berita bohong, hoaks, apalagi kampanye yang bersifat politisasi SARA. Sehingga partisipasi masyarakat bisa secara maksimal, negara menjamin kebebasan negara menjamin keamanan sehingga warga negara ini mampu untuk bisa melaksanakan konsolidasi demokrasi di negara kita Indonesia tercinta," paparnya.

Di akhir sambutannya Tjahjo menitipkan pesan keagamaan berisi semangat persatuan dan kesatuan agar rasa kebersamaan dan persaudaraan tidak lagi menjadi korban.

"Saya titip kepada pimpinan keagamaan yang ada, pada Romo dan Pastur yang ada setiap khotbah-khotbah untuk titipkanlah rasa kebersamaan, rasa persatuan dan kesatuan, rasa persaudaraan, rasa kasih sayang di antara kita. Jangan hanya karena mengejar kekuasaan, mengejar jabatan mengorbankan kasih sayang sehingga mengorbankan kebersamaan dan persaudaraan di antara kita ini," demikian Tjahjo.

(Rizka Diputra)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya