Abah sapaan akrabnya memandang para ulama saat ini memiliki tugas yang sangat berat. Sebab ulama, selain dihadapkan pada perannya dalam mengembangkan nilai-nilai kegamaan juga memiliki peran untuk mengawal yang disebutnya wilayah kebangsaan dan kenegaraan.
Di sisi lain, kata Kiai Ma'ruf, saat ini muncul paham-paham keagamaan yang berkembang di Indonesia yang tidak sejalan dengan nilai-nilai keagamaan yang selama ini dianut di Indonesia seperti Ahlusunnah Wal Jamaah. Dari sini, Kiai Ma'ruf menganggap peran ulama NU dan Pesantren harus ditingkatkan kembali.
(Baca Juga: Pesan Kiai Dimyati Rois kepada Jokowi-Ma'ruf)
Kiai Ma'ruf, menganggap, munculnya paham keagamaan yang ada akhir-akhir bukan lagi soal bagaimana cara mengantisipasi melainkan tengah berada dalam posisi menghadapinya. Maka itu, dibutuhkan kembali ajaran Ahlusunnah Wal Jamaah kembali ke tempat-tempat ibadah seperti Masjid.
"Dulu kita orang NU sering kehilangan sandal di masjid, belakangan kehilangan masjid, tinggal sandalnya (yang tidak hilang). Ini problem-problem yang kita hadapi, maka harus ada langkah-langkah antisipasi," kata Kiai Ma'ruf.
(Arief Setyadi )