SURABAYA - Puisi yang ditulis Fadli Zon akhir-akhir ini menuai pro-kontra. Puisi tersebut ditulis setelah KH Maimoen Zubair menyebut nama Prabowo Subianto dalam doanya, sebelum akhirnya ditegaskan hanya mendukung Joko Widodo (Jokowi).
Adanya puisi Fadli Zon itu justru membuat warga Nadhlatul Ulama (NU) di Jawa Timur semakin bulat mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin. Kemudian, warga yang masih belum menentukan pilihan akan merapat ke nomor 01.
"Selama ini kalau di survei, warga NU di Jatim ke pasangan nomor 01 sebanyak 76 persen. Ke nomor 02 sekitar 14 persen. Sisanya swing voters. Dengan puisi yang menyinggung ulama NU ini, swing voters merapat ke Pak Jokowi," ujar Ketua TKD Jokowi - Ma'ruf Jatim, Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin, Jumat (8/2/2019).
(Baca Juga: TGB: Doa Mbah Moen Jangan Dipuisikan!)
Tidak hanya swing voters, sambung Machfud, tapi yang selama ini mendukung nomor 02 akan merapat ke Jokowi. Puisi Fadli Zon dinilai oleh kalangan kiai dan santri NU telah menyinggung KH Maimoen Zubair.
Apalagi, Mbah Moen, sapaan akrab kiai asal Rembang tersebut, dikenal sebagai ulama sepuh yang sangat berpengaruh dan menjadi rujukan warga NU. Menurut Machfud, dirinya keliling Madura beberapa hari lalu.
Ketika sowan ke kiai, pesantren, dan komunitas santri, banyak yang merasa tersinggung dengan puisi ‘Doa yang Ditukar’ karya Fadli Zon. Padahal, di Madura sebelumnya menjadi salah satu basis Prabowo.
"Dengan puisi Pak Fadli itu warga NU di sana tersinggung, dan bisa beralih ke Pak Jokowi. Itu ada kalimat ‘direvisi sang bandar’, sangat melukai hati ulama," ungkapnya.
(Baca Juga: JK Tegaskan Jokowi Tak Pernah Gunakan Konsultan Politik Asing)
Puisi Fadli Zon tersebut dinilai menyamai dengan pernyataan Fahri Hamzah jelang Pilpres 2014 lalu. Di mana, menyebut Jokowi sinting karena berencana menetapkan adanya Hari Santri Nasional.