Mengapa Ada yang Tertarik Melakukan Jihad dengan Kekerasan?

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Selasa 12 Februari 2019 14:56 WIB
Ilustrasi
Share :

Perlu dicatat bahwa setelah al-Shabab melakukan serangan terhadap hotel Nairobi, kelompok tersebut mengaitkannya dengan keputusan Presiden Trump memindahkan kedutaan AS di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem, tempat ketiga paling suci bagi umat Islam setelah Mekkah dan Madinah.

Yerusalem adalah tempat yang sangat dihormati bagi banyak orang di Timur Tengah dan al-Shabab kemungkinan berusaha menyebarkan daya tariknya ke luar Somalia.

Ideologi di balik "jihad dengan kekerasan" kemungkinan akan bertahan untuk sementara waktu, meskipun tidak didukung sebagian besar Muslim moderat di dunia.

Al-Qaida masih ada setelah meninggalnya Osama bin Laden dan masih memiliki perwakilan di Asia dan Afrika.

ISIS masih memiliki pengikut meskipun karena sekarang sudah tidak memiliki kehadiran fisik bagi kekhalifahannya, kelompok ini kemungkinan harus berjuang untuk merekrut dalam jumlah besar.

Di dunia, membatasi dan mengurangi "jihad dengan kekerasan" akan memerlukan upaya lebih dari sekedar intelijen dan kerja polisi yang baik.

Usaha ini akan memerlukan pemerintahan yang jauh lebih baik dan adil, menghilangkan hal-hal yang memicu orang melakukan kekerasan yang telah menghancurkan banyak aspek kehidupan.

(Salman Mardira)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya