Pada 1933, diselenggarakan pertemuan yang dipimpin RM. Ir. Sarsito Mangoenkoesoemo yang melahirkan gagasan mengenai Soloche Radio Vereeniging. Radio tersebut merupakan radio pertama kaum pribumi yang menyuarakan semangat kebangsaan.
Berdasarkan leaflet Monumen Pers, pada Sabtu Pahing, 9 Februari 1946, diadakan konferensi di Sociëteit yang diikuti wartawan yang kemudian menjadi momen lahirnya Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Organisasi itu diketuai Mr. Soemanang.
Pada 9 Februari 1956, tepat pada peringatan satu dasawarsa PWI, tercetus gagasan untuk mendirikan Yayasan Museum Pers Indonesia. Beberapa tokoh yang menjadi inisiator ide tersebut adalah B.M. Diah, S. Tahsin, dan Rosihan Anwar.
Pada Kongres PWI di Palembang pada 1970, muncul rencana mendirikan Museum Pers Indonesia. Satu tahun kemudian, Menteri Penerangan Budiarjo menyatakan pendirian Museum Pers Nasional menempati Sociëteit Mangkoenegaran.