(Baca Juga: BNPB: Gempa Tak Bisa Diprediksi, Tapi Lokasinya Dapat Diperkirakan)
Pada saat kejadian gempa melanda Aceh, barulah Indonesia memiliki sensor pelacak terjadinya gempa. Namun, pada saat itu jumlahnya masih sedikit, yakni 20 sensor. Jumlah itu sangat berbanding jauh dengan Jepang yang pada ketika itu sudah memiliki ribuan sensor pelacak terjadinya gempa.
“Waktu gempa Aceh, kita Hanya 20 sensor untuk mengawal seluruh Indonesia. Jepang yang wilayahnya hanya seluas Sumatera itu ribuan. Realitanya saat tsunami Aceh melanda 2 jam kemudian kami baru mampu mengetahui di mana sumber gempanya,” tuturnya.
(Fiddy Anggriawan )