Oleh karena itu, lanjutnya, parpol peserta pemilu harus berlomba-lomba mendapatkan kepercayaan politik dari kaum muda urban.
"Ketika parpol tidak dipercaya, maka politisi yang baik pun akan sulit mendapatkan tempat di hati kaum muda urban. Distorsi kognitif yang diciptakan oleh politisi dengan “berpindah-pindah haluan” berpotensi mencederai kepercayaan kaum muda terhadap politisi," bebernya.
Dalam temuan survei ini juga, posisi kaum muda sebagai digital native. Internet bukan sekadar fasilitas teknologi bagi mereka, namun bagian dari gaya hidup. Keputusan yang mereka ambil, termasuk dalam pilihan politik.
"Sangat mungkin ditentukan oleh apa yang mereka temukan di media sosial," tutupnya.
(Fakhri Rezy)