Hanya saja, kata Jokowi, produksi yang meningkat secara otomatis akan membuat harga turun. Hal itu akan memicu gejolak harga di pasar.
"Apa yang terjadi kalau produksinya banyak, harga akan turun, tapi itu sudah hukum ekonomi," ucapnya.
Oleh karena itu ia mengatakan perlu dijaga keseimbangan agar harga tidak terlalu merosot dan petani tidak rugi. Salah satu opsi yang ia setujui adalah tidak menyebar semua hasil panen petani di pasar lokal, namun sebagian harus diekspor. "Jadi saya setuju sebagian di ekspor," tutur Jokowi.
Hal berikutnya yang ia tawarkan sebagai solusi adalah meningkatkan produksi jagung dalam satu bidang lahan. Dengan demikian penurunan harga tidak akan terlalu mengurangi pendapatan petani karena menjual hasil panen yang lebih banyak.
"Yang penting per hektarenya produksinya naik. Dari biasanya paling 9 ton, sekarang diupayakan 10 ton per hektare," katanya.