JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengikuti panen raya jagung di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, Jumat (1/3/2019).
Dalam kesempatan tersebut Jokowi turun langsung ke kebun-kebun warga memantau panen. Usai memantau proses panen, ia menjelaskan bahwa produksi jagung di Gorontalo terus meningkat.
Pada 2016 produksi jagung Gorontalo 650 ribu ton, lalu naik dari tahun ke tahun hingga mencapai 1,7 juta tahun ini. Oleh karena itu Jokowi bersyukur dan berterimakasih kepada para petani.
"Terima kasih yang sebesar-besarnya karena kita tidak tergantung lagi terhadap jagung-jagung luar negeri," ujarnya di hadapan petani di Gorontalo.
Hanya saja, kata Jokowi, produksi yang meningkat secara otomatis akan membuat harga turun. Hal itu akan memicu gejolak harga di pasar.
"Apa yang terjadi kalau produksinya banyak, harga akan turun, tapi itu sudah hukum ekonomi," ucapnya.
Oleh karena itu ia mengatakan perlu dijaga keseimbangan agar harga tidak terlalu merosot dan petani tidak rugi. Salah satu opsi yang ia setujui adalah tidak menyebar semua hasil panen petani di pasar lokal, namun sebagian harus diekspor. "Jadi saya setuju sebagian di ekspor," tutur Jokowi.
Hal berikutnya yang ia tawarkan sebagai solusi adalah meningkatkan produksi jagung dalam satu bidang lahan. Dengan demikian penurunan harga tidak akan terlalu mengurangi pendapatan petani karena menjual hasil panen yang lebih banyak.
"Yang penting per hektarenya produksinya naik. Dari biasanya paling 9 ton, sekarang diupayakan 10 ton per hektare," katanya.
Sementara itu Mentan Arman Sulaiman mengatakan, untuk mencegah penurunan harga yang drastis, pihaknya akan meminta BULOG datang.
"Ini yang kami khawatir sehingga kami minta BULOG datang, insyaAllah BULOG datang menyerap (panen jagung) membantu petani," pungkasnya.
Selain itu ia menargetkan Gorontalo akan mengekspor 150 ribu ton jagung ke Filipina tahun ini.
"Itu yang sebaiknya Anda catat; rencana ekspor. Ekspor 150 ribu ton tahun ini," pungkasnya.
(Risna Nur Rahayu)