Amran menegaskan upaya pemerintah dalam pengendalian TBK yakni hama penggerek pada buah kakao adalah melakukan pendampingan yang laten. Karenanya, Kementan telah mengangkat Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dalam jumlah banyak yaitu 600 ribu PP di tahun 2018, kini akan diangkat lagi sebanyak 11 ribu sampai 12 ribu PPL.
"Ini sudah ada solusi, persoalannya kita harus laten harus ada petani didampingi, makanya PPL kita angkat supaya dia tambah rajin. Dulu PPL monotorium, Bapak Presiden Jokowi perintahkan angkat PPL karena dia pahlawan-pahlawan pangan kita supaya mereka mendampingi petani-petani kita," ujarnya.
"Jadi sudah ada 18 sampai 19 ribu PPL yang kita angkat. Bahkan kita ingin angkat semua. Intinya keberhasilan ada diujung kaki. Yang terpenting kita sudah mau mulai. Indonesia dikenal dengan rempah-rempah. Eropa datang ke sini karena rempah dan perkebunannya. Kita harus mengembalikan keadaan itu," sambung Amran.
Hilirisasi Industro Kakao
Ke depan Amran membeberkan Kementan tidak hanya fokus meningkatkan produktivitas, akan tetapi fokus juga pada menumbuhkan nilai tambah melalui sektor pengolahan. Menurutnya, dengan melakukan hilirisasi produk kakao, akan meningkatkan nilai tambah hingga 1.000 persen.