Dari pengujian yang dilakukan, menurutnya hanya paslon nomor urut 02 yang berani untuk merevisi UUD ITE jika nanti terpilih menjadi orang nomor 1 di Indonesia.
"Pak Prabowo dan Sandiaga, iya kalau terpilih. Saya tanyakan kepada Jokowi dan timnya, sampai hari ini enggak ada jawabannya. Saya pikir-pikit kenapa enggak mau jawab, menduga-duga, jangan-jangan akan menggunakan UUD ITE untuk menangkap yang kritis-kritis untuk 5 tahun mendatang," jelasnya.
Padahal, ia lebih setuju UUD ini digunakan untuk menjerat sejumlah kejahatan yang menggunakan elektronik. Seperti untuk kejahatan keuangan, untuk kejahatan terorisme, untuk kejahatan sexual online, untuk kejahatan elektronik.
"Tapi sama sekali tidak setuju kalau UUD ITE ini dipakai untuk memberangus demokrasi. Yang terjadi hari ini UUD ITE menggunakan kejahatan apa pakai ini, tapi justru teman-teman yang kritis yang ditangkap-tangkap," katanya.