SAO PAULO – Mantan Presiden Brasil, Michel Temer ditangkap dalam sebuah operasi pihak berwenang pada Kamis. Operasi yang dinamakan “Operasi Radioaktif” itu merupakan dari penyelidikan dugaan penyuapan dalam proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir.
Temer adalah presiden Brasil dari 2016 hingga 2018 yang menjabat setelah pemakzulan Dilma Rousseff, yang dia layani sebagai wakil presiden selama enam tahun. Pengacaranya mengonfirmasi bahwa dia ditangkap di Sao Paulo, dan tim hukumnya telah mengajukan banding agar Temer dibebaskan.
Diwartakan Reuters, Jumat ( 22/3/2019), jaksa menuduh Temer sebagai pemimpin dari "organisasi kriminal" yang menerima 1,8 miliar reais (Rp6,7 triliun) dalam suap atau menunggu pembayaran suap di masa depan sebagai bagian dari banyak skema, termasuk yang terkait dengan kompleks pembangkit listrik tenaga nuklir Angra di pantai Rio de Janeiro dan perusahaan negara lainnya. Partai Gerakan Demokrasi Brasil yang merupakan partai Temer telah lama memegang kendali atas penunjukan proyek kunci di sektor energi yang sebagian besar dikelola pemerintah Brasil, termasuk pembangkit listrik tenaga nuklir.
Penangkapan terhadap Temer berpotensi menyebabkan penundaan dalam proses reformasi fiskal di Brasil.
Selain menangkap Temer, polisi federal Brasil juga menangkap mantan menteri Temer dan orang kepercayaannya, Wellington Moreira Franco. Temer dan Moreira Franco telah berulang kali membantah tuduhan telah melakukan pelanggaran sebelumnya.